Konten dari Pengguna

Latar Belakang Perang Aceh, Strategi, dan Hasil Akhirnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
16 September 2023 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi latar belakang Perang Aceh. Sumber: ArsAdAstra/pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi latar belakang Perang Aceh. Sumber: ArsAdAstra/pixabay.com
ADVERTISEMENT
Perang Aceh adalah perlawanan masyarakat Aceh untuk mengusir Belanda. Adapun latar belakang Perang Aceh itu sendiri, yaitu karena keinginan Belanda untuk menguasai Kesultanan Aceh.
ADVERTISEMENT
Siahaan, Hendra, dan Midhio dalam Strategi Perang Semesta dalam Perang Aceh (1873-1912) menyebutkan jika Perang Aceh menggunakan strategi perang semesta.
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar latar belakang Perang Aceh, baca artikel ini sampai tuntas.

Latar Belakang Perang Aceh

Ilustrasi latar belakang Perang Aceh. Sumber: ArtTower/pixabay.com
Perang Aceh adalah perang yang terjadi selama 31 tahun, yakni sejak tahun 1873 sampai 8 Februari 1904. Latar belakang Perang Aceh adalah karena keinginan Belanda untuk menguasai Kesultanan Aceh.
Hal itu disebabkan Kesultanan Aceh memiliki jalur penting setelah dibukanya Terusan Suez. Sebelum dimulainya Perang Aceh, penjajah Belanda mampu menguasai Kesultanan Deli, mulai dari Serdang, Asahan, sampai Langkat.
Hal itu tercatat dalam Perjanjian Siak pada 1858. Padahal, wilayah tersebut telah masuk ke dalam kekuasaan Kesultanan Aceh.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dalam Perjanjian London tahun 1824, disebutkan bahwa Belanda harus mengakui kedaulatan Kesultanan Aceh terhadap wilayah kekuasaannya.
Namun, karena muncul Perjanjian Siak dan Belanda tiba-tiba masuk ke wilayah Aceh, alhasil Kesultanan Aceh pun berang dan menganggap Belanda telah melanggar isi Perjanjian London tahun 1824.
Sejak saat itu, terjadilah Perang Aceh yang membuat Kesultanan Aceh mampu menenggelamkan kapal milik Belanda saat melalui perairannya.
Selanjutnya, pada 1871, Belanda serta Inggris melakukan perjanjian yang salah satu isinya adalah Inggris menyerahkan Aceh kepada Belanda. Hal itu membuat Kesultanan Aceh akhirnya mengambil langkah diplomatik.

Strategi Perang Aceh

Perang Aceh yang terjadi pada periode pertama sampai kedua mulai tahun 1873 sampai 1880 dilakukan dengan strategi perang semesta atau perang total.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Perang Aceh periode ketiga yang terjadi sejak tahun 1881 sampai 1896 menggunakan strategi perang gerilya yang dipimpin oleh Teuku Umar.
Berikutnya, Perang Aceh periode keempat pada 1896 hingga 1910 menggunakan strategi sporadis tanpa adanya komando dari pemerintah Aceh.

Akhir Perang Aceh

Demi memenangkan Perang Aceh, Belanda melakukan siasat licik dengan penyamaran Snouck Hurgronje di pedalaman Aceh untuk mengetahui titik lemahnya.
Alhasil, Snouck Hurgronje mampu memberikan usulan kepada pihak Belanda, yaitu menunjukkan niat baik kepada masyarakat Aceh dan membangun berbagai fasilitas umum.
Oleh sebab itu, pihak Belanda pun akhirnya mampu mengalahkan Aceh dan diakhiri dengan Traktat Pendek atau surat perjanjian tanda menyerah.
Berikutnya, pada 1903, Sultan Alauddin Muhammad Daud Syah serta Panglima Polem menyerah seusai mengalami berbagai tekanan. Jadi, akhir Perang Aceh adalah Kesultanan Aceh dibubarkan dan wilayahnya jatuh ke tangan Belanda.
ADVERTISEMENT
Demikian sederet informasi mengenai latar belakang Perang Aceh, strategi, serta hasil akhirnya. [ENF]