Konten dari Pengguna

Latar Belakang Perlawanan Orang-Orang Tionghoa Terhadap VOC

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
19 Oktober 2023 21:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi latarbelakang perlawanan orang-orang Tionghoa terhadap VOC. Sumber foto: pexels/Lukas.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi latarbelakang perlawanan orang-orang Tionghoa terhadap VOC. Sumber foto: pexels/Lukas.
ADVERTISEMENT
Latar belakang perlawanan orang-orang Tionghoa terhadap VOC merupakan sejarah yang sangat penting. Peperangan besar antara VOC dan etnik Tionghoa tersebut memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
ADVERTISEMENT
Menurut Wijaya Kusuma dalam buku Pembantaian Massal 1740: Tragedi Berdarah Angke, dijelaskan bahwa pembantaian yang dilakukan oleh etnis Tionghoa tersebut menewaskan korban sekitar sepuluh ribu lebih.
Untuk mengetahui cerita lebih lengkap tentang sejarah latar belakang perlawanan orang-orang Tionghoa kepada VOC, simak di bawah ini.

Latar Belakang Perlawanan Orang-Orang Tionghoa Terhadap VOC

Ilustrasi latarbelakang perlawanan orang-orang Tionghoa terhadap VOC. Sumber foto: pexels/Pixabay.
Berikut beberapa alasan yang membuat Tionghoa marah dan melakukan perlawanan kepada VOC.

1. Krisis Ekonomi

Ketika terjadi krisis ekonomi dan politik pada abad ke-17 yang menimpa para koloni VOC di Batavia, etnik Tionghoa diberikan kuota imigran yang cukup banyak untuk membantu peningkatan ekonomi para koloni VOC.
Namun, lambat laun orang Tionghoa merasa diperlakukan tidak adil bahkan diperas oleh VOC dengan dimintai pajak 15 ringgit untuk setiap orang yang datang.
ADVERTISEMENT
Aturan tersebut dianggap berat oleh kelompok Tionghoa, karena sebelum mendapatkan tambahan kuota, orang-orang Tionghoa sudah bermukim dengan bebas di Nusantara.

2. Razia Terhadap Etnis Tionghoa

Keadaan kas VOC semakin buruk ketika harga rempah di pasaran jatuh. Untuk menstabilkan kas VOC, gubernur mengeluarkan kebijakan supaya para imigran Tionghoa memiliki permissie grief. Untuk mendapatkan itu, harus ditebus dengan uang dua ringgit.
Karena diyakini banyak imigran gelap, akhirnya VOC melakukan razia kepada para etnis Tionghoa. Kemudian sekitar 100 orang Tionghoa berhasil ditahan oleh VOC.

3. Ancaman Deportasi ke Sri Lanka

Dengan adanya kabar buruk tersebut, akhirnya para etnis Tionghoa mempersiapkan diri. Kelompok etnis Tionghoa mencoba membebaskan orang-orang yang ditahan.
Karena mencium gelagat yang tidak baik dari etnis Tionghoa, akhirnya VOC kembali melakukan razia. Sehingga orang-orang Tionghoa yang menganggur dibuang ke Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
Akibat kebijakan VOC yang sewenang-wenang itulah, kelompok Tionghoa akhirnya malawan dan melakukan pemberontakan.

4. Orang Tionghoa Dilucuti Haknya

Keadaan di Batavia semakin darurat. Berdasarkan catatan sejarah pada pemberontakan tersebut ada 16 Serdadu Belanda tewas. Untuk sebab itu, keesokan harinya VOC membuat aturan jam malam, melucuti senjata yang dimiliki etnis Tionghoa, dan melarang etnis Tionghoa menggunakan lampu.
Apabila orang-orang Tionghoa melawan, maka akan langsung ditembak mati. Itulah rangkaian-rangkaian yang melatarbelakangi etnis Tionghoa melakukan perlawanan kepada VOC.