Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok yang Menegangkan
4 Januari 2024 23:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua, sehingga menimbulkan ketegangan di kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Karena mengalami perbedaan pendapat mengenai kemerdekaan yang tiada henti, akhirnya muncullah peristiwa Rengasdengklok yang menjadi puncak kemarahan golongan muda. Simak di bawah ini.
Sejarah dan Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
Indonesia memiliki berbagai cerita sejarah yang penting untuk diketahui oleh masyarakat. Salah satunya adalah Peristiwa Rengasdengklok, yang menjadi tonggak awal kemerdekaan.
Peristiwa Rengasdengklok sendiri terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945, yakni satu hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan oleh Ir. Soekarno dari golongan tua.
Dikutip dari buku Sejarah Hukum Indonesia karya Sutan Remy Sjahdeini, peristiwa Rengasdengklok dapat terjadi karena dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat mengenai kemerdekaan, antara golongan tua dan golongan muda di Indonesia.
Pada 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita dari radio bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Akhirnya, Sutan Syahrir pun pergi menemui Soekarno Hatta untuk memberi tahu kabar tersebut.
ADVERTISEMENT
Soekarno Hatta yang saat itu baru kembali dari Vietnam untuk menemui pemimpin militer Jepang di Asia Tenggara, yakni Marsekal Terauchi, dijanjikan akan mendapatkan kemerdekaan secepatnyta.
Akibatnya, muncul perbedaan pendapat di antara ketiganya. Saat itu, Syahrir berpendapat bahwa kemerdekaan harus segera diproklamasikan. Sedangkan, Soekarno Hatta masih ragu dengan kekalahan dan menyerahnya Jepang pada sekutu.
Akhirnya, beberapa tokoh dari golongan muda, yakni Soekarni, Aidit, Wikana, dan Chaerul Shaleh mulai melakukan penculikan terhadap Soekarno Hatta agar keduanya tidak terpengaruh oleh Jepang.
Mereka pun dibawa ke Rengasdengklok dan ditempatkan ke sebuah rumah milik Djiaw Kie Song. Karena itu, kondisi ini disebut sebagai "Peristiwa Rengasdengklok" oleh sejarah.
Diselenggarakannya Proklamasi Kemerdekaan
Setelah penculikan, salah satu perwakilan dari golongan tua, yakni Achmad Soebardjo meminta golongan muda untuk membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Sebagai gantinya, proklamasi kemerdekaan akan segera diadakan tanpa campur tangan Jepang.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Yusuf Kanto dan Achmad Soebardjo pun pergi untuk menjemput Soekarno-Hatta di Rengasdengklok. Setelah mengalami berbagai diskusi, kemerdekaan pun berhasil diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, yang akhirnya menjadi sejarah baru untuk Indonesia. (RN)