Konten dari Pengguna

Legenda Coban Rondo dan Misteri di Balik Keindahan Air Terjunnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Januari 2025 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi legenda Coban Rondo. Foto: Pexels.com/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi legenda Coban Rondo. Foto: Pexels.com/Pixabay
ADVERTISEMENT
Legenda Coban Rondo tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena cerita rakyat yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Air terjun yang berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur ini memiliki makna yang dalam, berkaitan dengan kisah cinta dan pengorbanan yang penuh tragedi.
Coban Rondo yang berarti "air terjun janda" menjadi simbol dari sebuah kisah cinta yang berakhir tragis dan mengharukan.

Legenda Coban Rondo

Ilustrasi legenda Coban Rondo. Foto: Pexels.com/Greg Galas
Mengutip dari balaibahasajatim.kemdikbud.go.id, legenda Coban Rondo bermula dari kisah Dewi Anjarwati, seorang wanita cantik yang berasal dari Gunung Kawi.
Ia menikah dengan seorang pria bernama Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara.
Kehidupan pernikahan mereka baru berlangsung 36 hari, tetapi mereka sudah memutuskan untuk pergi berkunjung ke Gunung Anjasmara.
Meskipun orang tua Dewi Anjarwati melarang perjalanan itu, pasangan muda ini tetap bersikeras. Namun, di tengah perjalanan, pasangan ini bertemu dengan seorang pria bernama Joko Lelono.
ADVERTISEMENT
Joko Lelono, seorang pria asing yang tak jelas asal-usulnya, terpesona dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha merebutnya dari tangan suaminya.
Merasa terancam, Raden Baron Kusuma kemudian meminta Dewi Anjarwati untuk bersembunyi di tempat yang aman, yaitu di sekitar air terjun yang ada di Gunung Anjasmara.
Dewi Anjarwati setuju dan bersembunyi, sementara Raden Baron Kusuma tetap tinggal untuk menghadapi Joko Lelono.
Pertarungan antara Raden Baron Kusuma dan Joko Lelono pun berlangsung sangat sengit, tanpa ada yang mau mengalah.
Kedua pria ini bertarung selama tiga hari tiga malam, dan selama itu Dewi Anjarwati menunggu di sekitar air terjun, cemas akan keselamatan suaminya. Namun, takdir berkata lain.
Kedua pria tersebut akhirnya tewas dalam perkelahian tersebut. Raden Baron Kusuma yang tewas meninggalkan Dewi Anjarwati yang kini menjadi janda.
ADVERTISEMENT
Dewi Anjarwati tetap setia menunggu suaminya, meskipun ia tahu bahwa Raden Baron Kusuma tidak akan kembali.
Kesedihannya begitu mendalam, dan ia terus menunggu dengan harapan yang pupus. Air terjun tempat Dewi Anjarwati menunggu suaminya itulah yang kemudian dikenal dengan nama Coban Rondo, yang berarti air terjun janda.
Nama ini diambil untuk menggambarkan kesendirian Dewi Anjarwati yang ditinggalkan oleh suaminya setelah pertempuran tersebut.
Kini, Coban Rondo menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Malang.
Legenda Coban Rondo masih terus diceritakan hingga sekarang, menjaga kenangan tentang cinta, kehilangan, dan kesetiaan Dewi Anjarwati yang tak lekang oleh waktu.
Kisah ini mengingatkan semua orang akan kekuatan cinta dan pengorbanan yang abadi. (Khoirul)
ADVERTISEMENT