Konten dari Pengguna

Legenda Gunung Lawu dan Kaitannya dengan Raja Terakhir Majapahit

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
23 Juli 2024 23:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Hanya Sekedar Ilustrasi: Legenda Gunung Lawu. Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hanya Sekedar Ilustrasi: Legenda Gunung Lawu. Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gunung Lawu adalah salah satu gunung favorit para pendaki karena memiliki berbagai daya tarik.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik keindahannya, Gunung Lawu memiliki sejarah yang berkaitan dengan raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V. Simak pembahasan mengenai legenda Gunung Lawu di sini.

Legenda Gunung Lawu

Foto Hanya Sekedar Ilustrasi: Legenda Gunung Lawu. Sumber: Pixabay.com
Asmaraman S. Kho Ping Hoo dalam buku berjudul Pendekar Gunung Lawu menjelaskan bahwa Gunung Lawu berlokasi di Pulau Jawa. Gunung Lawu adalah gunung berapi aktif, namun statusnya sekarang adalah beristirahat alias tidak aktif lagi. Gunung Lawu terakhir erupsi 28 November 1885.
Legenda Gunung Lawu berkaitan erat dengan Kerajaan Majapahit. Hal ini terbukti dari adanya Candi Cetho dan Candi Sukuh.
Puncak Lawu dikenal sebagai tempat bersemayam Prabu Brawijaya V, yakni raja terakhir Kerajaan Majapahit. Prabu Brawijaya V dikenal juga sebagai Bhre Kertabhumi atau Raden Alit.
ADVERTISEMENT
Kisah ini bermula saat Kerajaan Majapahit berperang melawan Kerajaan Keling atau Kediri yang pemimpinnya adalah Raja Girindra Wardhana di tahun 1478. Akhirnya, Brawijaya V yang terdesak pergi ke Gunung Lawu dan menghabiskan sisa hidupnya menjadi pertapa.
Pada suatu hari, salah satu putra Prabu Brawijaya V berlari dari kejaran Pasukan Kadipaten Cepu. Mendengar hal tersebut, Prabu Brawijaya V memerintah pasukannya bertarung.
Wangsa Menggala dan Dipa Menggala turut andil dalam peperangan tersebut. Pada peperangan yang berlangsung hanya tersisa Wangsa Menggala, Dipa Menggala, serta Adipati Cepu yang melarikan diri.
Selanjutnya, Prabu Brawijaya V menjadikan Dipa Menggala sebagai patih penjaga Gunung Lawu sekaligus 4 arah mata anginnya. Wangsa Menggala juga diberikan tugas menolong keturunan Prabu Brawijaya V ketika naik ke puncak Gunung Lawu.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Prabu Brawijaya V moksa atau menghilang jiwa dan raganya dari Puncak Gunung Lawu. Masyarakat setempat percaya, bahkan Wangsa Menggala menjelma sebagai burung Jalak Lawu yang sering menolong para pendaki yang sedang tersesat di Gunung Lawu.
Jejak keberadaan Prabu Brawijaya V di Gunung Lawu dapat diketahui dari banyaknya penganut Buddha di kawasan lereng Gunung Lawu.
Selain itu, Ong Hok dalam buku berjudul Madiun dalam Kemelut Sejarah menjelaskan bahwa Raden Patah mengutus Raden Alkali, adiknya untuk mengislamkan warga di kawasan lereng timur Gunung Lawu.
Itulah penjelasan tentang legenda Gunung Lawu dan kaitannya dengan Prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. (eK)