Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Legenda Kawah Sileri yang Berada di Dieng
26 Desember 2024 23:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku HANK, Diana Dahlan, (2020:152), Kawah Sileri termasuk salah satu dari kawah top three yang paling mematikan di seantero Dieng.
Dikutip dari buku Dieng: Data Geografis dan Wacana Umum, Otto Sukatno, CR, (2021:63), Kawah Sileri merupakan cekungan yang terisi oleh bahan letusan gunung dari Gunung Pagerkandang yang meletus pada tahun 1944.
Legenda Kawah Sileri
Dalam legenda Kawah Sileri diceritakan pada suatu saat hiduplah seorang nenek ahli sihir yang selalu berusaha untuk memperdalam ilmunya. Dalam usaha itu, nenek tersebut tidak mau diganggu oleh segala keributan di desa-desa di sekitarnya.
Suatu ketika, nenek sihir itu mendaki ke gunung dengan maksud untuk bersemedi dan juga bertapa dengan berbekal tongkat wasiat di tangannya dan tangannya yang lain memegang tempurung yang berisikan air cucian beras (air leri).
ADVERTISEMENT
Tujuannya membawah air tersebut adalah jika dia nanti masih merasa terganggu, air cucian beras tersebut akan ditumpahkan dari gunung menjadi kawah dan laharnya akan menghancurkan atau membinasakan segala sesuatu yang menghadang, termasuk dengan penduduk desa seisinya.
Dalam perjalanan ke puncak gunung, nenek tersebut terpeleset dan terantuk batu sehingga tempurung kelapa yang dipegangnya tumpah. Tumpahan air cucian beras tersebut menjadi kawah-kawah kecil dan banyak jumlahnya.
Karena air kawahnya putih, maka disebut dengan Kawah Sileri. Menyadari apa yang menjadi harapannya digagalkan oleh sebongkah batu, nenek itu menghantamkan tongkat sakti miliknya ke batu yang menghalanginya sehingga menjadi berkeping-keping.
Kepingan batu yang berserakan tiba-tiba lenyap menjadi asap tipis dan kepulan-kepulan asap tersebut perlahan-lahan menjadi seorang putri cantik yang seluruh tubuh dan pakaiannya yang berhiaskan emas yang gemerlapan.
ADVERTISEMENT
Dalam legenda Kawah Sileri diketahui bahwa ternyata dia adalah Dewi Mala, seorang putri yang tergila-gila pada perhiasan emas. Menurut cerita, Dewi Mala dahulu pernah menjadi murid nenek sihir. Dia menginginkan apa yang disinggungnya menjadi emas.
Akan tetapi, ketika diberi petunjuk oleh nenek sihir untuk bertapa dengan cara merendamkan diri ke Sungai Dolok selama 100 hari, dia membuat kesalahan. Dewi Mala mencuri pembakar dupa milik nenek sihir yang terbuat dari emas.
Perbuatannya itu menyebabkannya disumpah menjadi batu. Oleh karena itu, ketika sang nenek sihir sedang melewatinya, kesempatan baik tersebut tidak disia-siakannya untuk membalas dendam pada mantan gurunya.
Setelah diketahui penyebab semua ini adalah ulah mantan muridnya, nenek sihir menginginkan nyawa Dewi Mala yang menjadi imbalannya. Pertempuran dahsyat pun terjadi yang berakhir dengan matinya nenek sihir dan Dewi Mala bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Segala perhiasan yang dipakai oleh Dewi Mala berubah menjadi logam biasa. Hingga saat ini, ada sebuah mitos yang menyatakan barang siapa yang berkunjung ke Kawah Sileri dan memakai perhiasan dari emas, maka akan turun kadar emas tersebut.
Legenda Kawah Sileri bukan hanya sekadar cerita, tetapi juga pelajaran tentang hubungan manusia dengan alam . (Mey)