Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Legenda Telaga Bidadari yang Penuh Misteri dan Kisah Cinta dari Negeri Kayangan
15 April 2025 21:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Legenda Telaga Bidadari merupakan salah satu cerita rakyat yang menyimpan unsur magis dan pesan moral mendalam. Cerita ini telah diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi dan masih hidup dalam ingatan masyarakat hingga kini.
ADVERTISEMENT
Keindahan alam dan misteri yang menyelimutinya menjadikan legenda ini menarik untuk terus diceritakan.
Legenda Telaga Bidadari
Dikutip dari laman smpn2.bimakota.sch.id, legenda Telaga Bidadari berpusat pada kisah seorang pemuda bernama Awang Sukma yang tinggal di dekat sebuah telaga yang tenang dan penuh misteri.
Awang Sukma dikenal sebagai sosok yang tampan, sopan, dan memiliki bakat dalam memainkan suling bambu yang suaranya mampu memikat siapapun yang mendengarnya.
Ia juga memiliki kebiasaan menjelajah hutan untuk mencari burung, terutama di pagi hari saat alam masih sepi.
Pada suatu hari yang ganjil, suasana hutan terasa begitu lengang dan burung-burung tidak tampak sama sekali.
Keanehan itu membuat Awang Sukma memutuskan untuk beristirahat di tepi telaga sambil merebahkan tubuhnya di bawah pohon rindang.
ADVERTISEMENT
Dalam ketenangan itulah, Awang Sukma mendengar suara perempuan yang bercanda dan tertawa.
Rasa penasaran membawanya mengendap menuju sumber suara, hingga ia melihat tujuh bidadari tengah mandi di telaga yang airnya sebening kaca. Paras mereka begitu rupawan dan kulitnya bercahaya seperti sinar bulan.
Dalam kekagumannya, Awang Sukma tergerak untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya, yakni ia mencuri salah satu pakaian bidadari yang diletakkan di atas batu.
Aksinya dilakukan dengan hati-hati, lalu ia bersembunyi sembari menunggu apa yang akan terjadi.
Setelah mandi, para bidadari bersiap pulang ke kahyangan. Namun satu dari mereka panik karena tidak menemukan pakaiannya.
Bidadari itu gelisah dan mulai menangis karena tidak bisa kembali ke tempat asalnya tanpa pakaian sakti tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketika enam bidadari lainnya sudah terbang kembali, tinggal satu yang tertinggal di bumi. Dalam kebingungan itu, Awang Sukma keluar dari persembunyian dan berpura-pura menawarkan pertolongan.
Ia menyarankan agar bidadari tersebut tinggal bersamanya sampai pakaiannya ditemukan. Bidadari itu pun akhirnya setuju karena tidak punya pilihan lain.
Hari-hari mereka lewati bersama, dan seiring waktu, benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya. Awang Sukma menikahi bidadari itu dan kehidupan mereka tampak bahagia.
Dari pernikahan itu lahirlah seorang putri cantik bernama Kumalasari yang menjadi pusat kebahagiaan mereka.
Kumalasari tumbuh menjadi anak yang cerdas dan anggun, disayangi kedua orang tuanya dan dihormati oleh orang-orang di sekitar.
Awang Sukma menyimpan rahasia besar itu dalam-dalam dan berharap istrinya tidak akan pernah mengetahui kebenarannya.
ADVERTISEMENT
Namun, waktu tidak dapat selamanya menyembunyikan kebenaran. Pada suatu hari saat membersihkan rumah, sang bidadari menemukan pakaiannya yang dulu hilang, tersimpan rapi di dalam kotak kayu milik suaminya.
Seketika ia sadar bahwa selama ini ia telah tertipu oleh seseorang yang dicintainya.
Perasaan dikhianati membekas dalam hatinya, bukan hanya karena pakaiannya dicuri, tetapi juga karena keputusannya untuk hidup di bumi terjadi karena kebohongan.
Ia pun memutuskan untuk kembali ke kahyangan dan mengajak Kumalasari, meski dengan hati yang berat.
Perpisahan itu menjadi akhir dari kebahagiaan Awang Sukma, yang hanya bisa menyesali perbuatannya di masa lalu. Ia ditinggalkan oleh istri dan anak yang paling dicintainya karena satu tindakan yang tidak jujur.
Legenda telaga bidadari ini kemudian menjadi kisah yang penuh pelajaran, bahwa cinta yang dibangun atas dasar tipu daya tidak akan pernah bertahan selamanya.
ADVERTISEMENT
Legenda telaga bidadari hingga kini tetap dikenang masyarakat sebagai pengingat akan pentingnya kejujuran dan niat yang tulus Cerita rakyat ini telah menjadi warisan budaya yang mengajarkan bahwa setiap tindakan pasti membawa konsekuensi. (Suci)