Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Legenda Telaga Warna, Akibat Perilaku Putri Kerajaan yang Manja
9 Juli 2024 22:28 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Telaga Warna merupakan sebuah telaga yang ada di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Masyarakat sekitar percaya legenda Telaga Warna terbentuk akibat perilaku putri kerajaan yang manja.
ADVERTISEMENT
Simak legenda Telaga Warna lebih lengkapnya, di sini!
Legenda Telaga Warna Secara Singkat
Monika Cri Maharani dalam buku berjudul Cerita Rakyat Asli Indonesia menjelaskan bahwa pada zaman dahulu di kawasan Jawa Barat berdiri kerajaan Kutatanggeuhan yang dipimpin Prabu Suwartalaya dan sang permaisuri bernama Ratu Purbamanah.
Meski kerajaan yang dipimpin adem ayem, namun mereka merasa kekurangan, karena belum mendapatkan keturunan. Raja memutuskan bersemedi dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk diberikan keturunan.
Tidak lama kemudian, istrinya hamil dan melahirkan anak perempuan yang sangat cantik. Kerajaan dan rakyat menyambut kelahiran anak tersebut dengan suka cita. Putri cantrik itu diberi nama Putri Gilang Rukmini.
Gilang Rukmini hidup dengan bahagia dan semua kemauannya selalu dituruti. Kondisi ini membuat putri tumbuh menjadi anak egois dan manja.
ADVERTISEMENT
Perilakunya semakin besar semakin tidak dapat diatur. Putri bahkan sudah biasa menghina orang lain dan berperilaku kasar kepada orang tua.
Pada saat putri Gilang Rukmini merayakan ulang tahunnya yang ke-16 tahun. Orangtuanya menggelar pesta sangat mewah dan mengundang seluruh rakyat.
Saking sayangnya rakyat kepada Putri Gilang Rukmini, para warga yang notabene sedang mengalami kesulitan karena hasil panen sedang tidak baik tetap memberikan hadiah untuk sang putri.
Penduduk desa memberikan hadiah berupa kalung yang bertakhtakan permata beraneka warna. Kalung tersebut sangat cantik dengan hiasan batu-batu berwarna merah, hijau, dan biru yang berkilau mempesona. Sampai di istana, penduduk memberikan kalung tersebut kepada Putri Gilang Rukmini.
Melihat hadiah dari penduduk desa, sebenarnya sang putri sangat terpesona. Tapi, sang putri mendapat ejekan dari temannya yang berasal dari kota dan mengatakan bahwa kalung tersebut jelek. Akhirnya sang putri membanting kalung tersebut ke tanah dan batu-batuan indah langsung copot berhamburan.
ADVERTISEMENT
Melihat perilaku sang putri, sang ratu sedih dan menangis. Tangisan ini diikuti oleh seluruh penduduk desa yang hadir. Air mata yang banyak kemudian membanjiri tempat tinggal mereka. Tidak berapa lama, desa mereka berubah menjadi telaga.
Gilang Rukmini dan teman-temannya tenggelam bersama kalung pertama tiga warna itu. Konon kalung tersebut sampai saat ini masih ada di dasar telaga dan menjadikan air telaga memancarkan warna hijau, biru, dan merah. Selanjutnya warga sekitar menyebut telaga ini sebagai "Telaga Warna".
Itulah legenda telaga warna yang dipercaya oleh masyarakat Jawa Tengah. Semoga bermanfaat! (eK)