Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Lokasi Makam Raja-Raja Mataram Islam, Jejak Sejarah di Tanah Jawa
26 Januari 2025 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lokasi makam raja-raja Mataram Islam menjadi salah satu tempat bersejarah yang menarik perhatian masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kompleks makam ini mencerminkan jejak kejayaan masa lalu Kerajaan Mataram Islam yang berkuasa di Pulau Jawa. Selain itu, lokasi ini juga erat kaitannya dengan nilai spiritual dan budaya masyarakat sekitar.
Lokasi Makam Raja-Raja Mataram Islam
Makam bagi raja-raja Mataram Islam sebagai bagian dari peninggalan sejarah di masa kerajaan Islam yang berlokasi di daerah Yogyakarta menjadi salah satu situs penting.
Mengutip dari laman jogjacagar.jogjaprov.go.id, makam ini berada di dua tempat utama, yaitu Kotagede dan Imogiri.
Kompleks makam di Kotagede merupakan bagian dari ibukota lama Kerajaan Mataram Islam dan dikenal sebagai kompleks pemakaman tertua. Letaknya menyatu dengan Masjid Gedhe Mataram yang dulunya menjadi pusat aktivitas kerajaan.
Kompleks Kotagede memiliki empat klaster utama yang dipisahkan oleh tembok-tembok batu tanpa perekat.
ADVERTISEMENT
Klaster pertama adalah Bangsal Dhudha, tempat penerima para peziarah, dilengkapi dengan bangunan kelir, pagar, dan gapura bergaya Hindu abad XIV-XV.
Klaster kedua adalah Bangsal Kawedanan Juru Kunci, yang terdiri atas bangunan untuk juru kunci dari keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Klaster ketiga menjadi pusat kompleks ini, yaitu area makam utama bernama Pasareyan Agung. Di dalamnya terdapat tiga cungkup, yakni Cungkup Prabayaksa, Cungkup Witana, dan Cungkup Tajug.
Setiap cungkup ini menyimpan makam tokoh-tokoh penting seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Ki Ageng Mataram, serta kerabat kerajaan lainnya. Cungkup ini dirancang dengan gaya arsitektur khas Jawa, termasuk ukiran dan panel kayu.
Sementara itu, kompleks makam Imogiri berada di perbukitan selatan Yogyakarta dan dibangun oleh Sultan Agung pada abad ke-17.
ADVERTISEMENT
Area ini dikenal dengan pemandangan yang indah dan suasana sakral. Makam di Imogiri juga dibagi dalam beberapa klaster untuk memisahkan garis keturunan Sultan Yogyakarta dan Surakarta.
Untuk mencapai makam ini, peziarah harus menaiki ratusan anak tangga yang melambangkan perjalanan spiritual.
Keunikan dari kompleks ini adalah gabungan antara tradisi Islam dan arsitektur Jawa klasik. Ornamen pada gapura, tembok kelir, serta prasasti mencerminkan pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha yang masih melekat pada masa awal perkembangan Islam di Jawa.
Selain itu, kawasan ini memiliki sendang atau kolam pemandian yang digunakan untuk ritual pembersihan sebelum memasuki area makam.
Makam-makam ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para raja, tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah Kerajaan Mataram Islam.
ADVERTISEMENT
Banyak peziarah datang untuk mendoakan leluhur mereka atau sekadar menikmati keindahan arsitektur tradisional yang sarat makna.
Sebagai kesimpulan, lokasi makam raja-raja Mataram Islam tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga tempat spiritual yang menghubungkan generasi masa kini dengan masa lalu yang penuh kejayaan.
Keberadaan lokasi ini membuktikan kekayaan tradisi kerajaan Islam di Indonesia. (Shofia)