news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Makanan Gudeg yang Jadi Kuliner Khas Yogyakarta dan Sejarahnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 Maret 2025 13:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Makanan Gudeg. Pexels/ELEVATE
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makanan Gudeg. Pexels/ELEVATE
ADVERTISEMENT
Gudeg merupakan salah satu ikon kuliner dari Yogyakarta yang memiliki cita rasa manis dan gurih.
ADVERTISEMENT
Jelaskan tentang makanan khas gudeg sebagai hidangan berbahan dasar nangka muda yang dimasak dengan santan dan berbagai rempah hingga menghasilkan tekstur lembut dan aroma khas.
Hidangan ini memiliki sejarah panjang yang berakar sejak era kerajaan Mataram Islam dan berkembang menjadi bagian dari identitas kuliner daerah.

Sejarah dan Perkembangan Gudeg

Ilustrasi Makanan Gudeg. Pexels/Kampus Production
Makanan gudeg telah ada sejak abad ke-16, pada masa Kesultanan Mataram Islam. Dikutip dari buku Kuliner Tradisional Jawa, Sri Mulyani, 2015:87, gudeg pertama kali muncul di lingkungan keraton sebagai sajian utama bagi keluarga kerajaan.
Seiring waktu, hidangan ini menyebar ke masyarakat umum dan berkembang menjadi kuliner khas Yogyakarta.
Pada era kolonial, jelaskan tentang makanan khas gudeg yang mengalami perubahan dalam penyajian.
ADVERTISEMENT
Awalnya, gudeg hanya terdiri dari nangka muda dan santan, namun kemudian dipadukan dengan lauk seperti ayam, telur pindang, serta sambal krecek yang semakin memperkaya rasa dan variasinya.
Dikutip dari buku Sejarah Kuliner Nusantara, R. Setiawan, 2018:142, yang menyebutkan bahwa pengaruh budaya dan perdagangan turut memperkaya ragam olahan gudeg di Yogyakarta.

Variasi dan Keunikan Gudeg

Ilustrasi Makanan Gudeg. Pexels/Pietro Jeng
Saat ini, makanan gudeg memiliki dua jenis utama, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah memiliki tekstur lebih lembut dengan kuah santan yang melimpah, sementara gudeg kering lebih padat dengan rasa manis yang dominan.
Kedua jenis ini dapat ditemukan di berbagai warung makan dan restoran khas Yogyakarta.
Dikutip dari buku Kuliner Nusantara: Warisan Budaya Indonesia, H. Prasetyo, 2020:75, gudeg tidak hanya terkenal di dalam negeri tetapi juga telah dikenal di berbagai negara sebagai bagian dari promosi budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jelaskan tentang makanan khas gudeg yang kini tidak hanya dijual di warung tradisional tetapi juga dikemas dalam kaleng untuk pasar ekspor.
Makanan gudeg tetap menjadi daya tarik utama kuliner Yogyakarta. Sejarahnya yang panjang dan cita rasanya yang khas menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas kota tersebut.
Kuliner ini terus berkembang seiring dengan inovasi dalam penyajian dan distribusi, menjadikannya salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dipertahankan. (Mona)