Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Makna Lampion di Hari Raya Waisak yang Mendalam
10 Mei 2025 20:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Makna lampion di Hari Raya Waisak memiliki filosofi yang mendalam bagi umat Buddha. Setiap tahun, umat Buddha di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, merayakan Waisak dengan penuh khidmat.
ADVERTISEMENT
Waisak sendiri merupakan perayaan untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha, yaitu kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha Gautama.
Dalam perayaan ini, salah satu tradisi yang menyemarakkan suasana adalah pelepasan lampion. Setiap lampion yang terbang tinggi di langit membawa berbagai makna yang mendalam.
Makna Lampion di Hari Raya Waisak
Berikut adalah makna lampion di Hari Raya Waisak yang sarat dengan simbolisme dan harapan spiritual bagi umat Buddha, dikutip dari dispora.palembang.go.id.
1. Simbol Pencerahan dan Kebangkitan Batin
Salah satu makna utama lampion di Waisak adalah melambangkan pencerahan batin.
Lampion yang diterbangkan melambangkan pencerahan yang ditemukan oleh Buddha Gautama saat mencapai pemahaman hakiki mengenai hidup dan cara mengatasi penderitaan.
Cahaya yang terpancar dari lampion dianggap sebagai simbol terang yang membantu umat Buddha mengatasi kegelapan batin mereka.
ADVERTISEMENT
Ini mengingatkan umat untuk berusaha mencapai kebijaksanaan dalam hidup mereka dan keluar dari kebingungannya.
2. Melambangkan Doa dan Harapan untuk Kedamaian
Lampion yang diterbangkan ke angkasa mengandung makna sebagai sarana untuk menyampaikan doa dan harapan kepada Tuhan dan alam semesta.
Setiap lampion yang terbang membawa permohonan agar hidup umat Buddha dipenuhi dengan kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan.
Umat percaya bahwa harapan-harapan tersebut, meskipun tampak sederhana, membawa energi positif yang dapat memperbaiki keadaan dunia, baik untuk diri sendiri maupun untuk makhluk lainnya.
3. Wujud Kasih Sayang dan Perhatian kepada Sesama
Di balik tradisi pelepasan lampion, terdapat pesan kasih sayang yang mendalam. Ajaran Buddha menekankan pentingnya cinta kasih terhadap semua makhluk hidup tanpa pandang bulu.
Setiap lampion yang diterbangkan mewakili doa agar cinta kasih ini dapat menjangkau seluruh penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
Umat berharap agar keberadaan mereka di dunia ini bisa memberi manfaat dan kebahagiaan bagi orang lain, sesuai dengan ajaran Buddha yang mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kasih sayang.
4. Pelepasan Energi Negatif dan Keserakahan
Selain melambangkan harapan dan kasih sayang, pelepasan lampion juga memiliki makna dalam membuang energi negatif yang menghalangi kedamaian batin.
Umat Buddha menggunakan momen ini untuk melepaskan perasaan negatif seperti kebencian, kemarahan, atau keserakahan.
Dengan melepaskan lampion, mereka berharap bisa membebaskan diri dari belenggu emosi buruk tersebut dan mengalihkan perhatian mereka pada kedamaian sejati yang datang dari dalam diri.
5. Penerangan bagi Jalan Kehidupan
Lampion yang menyala saat Waisak juga berfungsi sebagai penerangan bagi umat Buddha dalam menjalani kehidupan.
Cahaya lampion melambangkan panduan spiritual yang dapat membantu umat Buddha memahami kehidupan dengan lebih jelas.
ADVERTISEMENT
Lampion ini mengingatkan mereka untuk terus mencari pencerahan, agar mereka dapat hidup dengan kebijaksanaan yang lebih besar, terlepas dari segala kegelapan yang bisa menyelimuti batin mereka.
Sebagai simbol penerangan, lampion juga menunjukkan bahwa setiap langkah yang diambil dengan niat baik dapat membantu mengarah pada kehidupan yang lebih baik.
Makna lampion di Hari Raya Waisak memberikan gambaran yang sangat dalam tentang nilai-nilai spiritual dalam ajaran Buddha.
Melalui tradisi ini, umat Buddha tidak hanya merayakan pencerahan spiritual, tetapi juga menebarkan harapan dan kedamaian bagi seluruh dunia. (Suci)