Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Marga Papua Tertinggi dan Pengaruhnya dalam Struktur Sosial Adat
12 April 2025 12:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Marga Papua tertinggi menjadi simbol kekuasaan adat dan identitas budaya yang sangat dihormati di berbagai wilayah Papua.
ADVERTISEMENT
Dalam masyarakat tradisional Papua, sistem kekerabatan berbasis marga tidak hanya menentukan garis keturunan, tetapi juga membentuk hierarki sosial dan distribusi kekuasaan.
Marga yang dianggap tertinggi biasanya berasal dari kelompok yang pertama kali menghuni suatu wilayah, memiliki sejarah kepahlawanan, atau pernah memimpin dalam konflik dan negosiasi antar suku.
Posisi Marga Papua Tertinggi dalam Sistem Adat
Dalam struktur sosial masyarakat adat, marga Papua tertinggi kerap menjadi penentu arah kebijakan adat, termasuk penyelesaian sengketa, pembagian tanah ulayat, serta upacara adat.
Berdasarkan artikel yang diterbitkan p2k.stekom.ac.id, menurut data Dinas Sosial Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Papua terdapat 18.054 marga di Papua, Indonesia.
Keberadaan marga tertinggi ini diakui secara turun-temurun, dan posisinya tidak mudah digantikan. Para tetua dari marga tersebut biasanya menjadi tokoh utama dalam ritual dan pengambilan keputusan penting.
ADVERTISEMENT
Kekuasaan yang dimiliki oleh marga tertinggi tidak hanya bersifat simbolik, melainkan juga operasional. Banyak dari kepala suku atau ondoafi berasal dari marga ini.
Masyarakat dari marga lain sering kali menjadikannya sebagai rujukan dalam persoalan sosial dan budaya. Pengaruh marga tertinggi bisa menjangkau ke wilayah yang lebih luas, bahkan hingga ke dalam hubungan dengan pihak luar seperti pemerintah atau lembaga sosial.
Peran dalam Pemeliharaan Nilai Adat
Di wilayah seperti Lembah Baliem, pesisir Jayapura, hingga daerah Pegunungan Tengah, marga Papua menjadi benteng utama pelestarian nilai adat.
Masyarakat menjaga agar norma adat tetap dijalankan dengan benar, termasuk dalam tata cara perkawinan, pembagian warisan, dan penyelesaian konflik antarkelompok.
Marga-marga seperti Wetipo, Murib, Kogoya, dan Yikwa di wilayah pegunungan, atau marga-marga Ondofolo di daerah pesisir, menjadi contoh pengaruh sosial yang kuat.
ADVERTISEMENT
Identitas marga ini membawa kehormatan tersendiri bagi individu yang menyandangnya. Dalam kehidupan sehari-hari, keputusan adat yang dikeluarkan oleh marga tertinggi menjadi pedoman utama yang ditaati oleh seluruh komunitas.
Fungsi sosial marga Papua tertinggi tidak hanya terlihat dalam urusan adat, tapi juga dalam hubungan antarsuku. Marga tertinggi berperan sebagai penjaga stabilitas dan mediator dalam konflik.
Dalam situasi tertentu, marga tersebut menjadi penentu perdamaian atau bahkan penyatu dua kelompok berbeda melalui perjanjian adat.
Dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur, marga ini menjadi simbol ketahanan budaya yang memperkuat identitas masyarakat adat Papua. (Rahma)