Konten dari Pengguna

Masa Sunan Giri Belajar di Pasai dan Kisahnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Januari 2025 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sunan Giri belajar di pasai. Unsplash.com/Muhammad Azzam
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sunan Giri belajar di pasai. Unsplash.com/Muhammad Azzam
ADVERTISEMENT
Sunan Giri adalah salah satu tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Ia memiliki perjalanan hidup yang sarat dengan perjuangan dan pencarian ilmu, termasuk saat Sunan Giri belajar di Pasai.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari perdig.mitahfidzalasyhar.sch.id, Sunan Giri, sebagai bagian dari Wali Songo, Sunan Giri dikenal sebagai ulama, pendidik, dan pemimpin spiritual yang berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Nusantara.

Kisah Sunan Giri Belajar di Pasai

Ilustrasi Sunan Giri belajar di pasai. Unsplash.com/abu mikayla
Salah satu fase penting dalam hidupnya adalah saat belajar di Pasai. Sunan Giri belajar di pasai selama beberapa waktu yang menjadi fondasi keilmuan dan dakwahnya.
Pada abad ke-15, Kesultanan Samudera Pasai di Aceh menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Pasai dikenal sebagai tempat berkumpulnya para ulama besar, seperti Maulana Malik Ibrahim, yang juga merupakan pendahulu Wali Songo. Di sinilah Sunan Giri menimba ilmu agama dan memperdalam ajaran Islam.
Sejarah mencatat bahwa Sunan Giri, yang memiliki nama kecil Raden Paku, berasal dari keluarga bangsawan dan ulama. Ia adalah putra Maulana Ishaq, seorang ulama dari Gujarat, dan Dewi Sekardadu, putri kerajaan Blambangan.
ADVERTISEMENT
Keberangkatannya ke Pasai bertujuan memperluas pemahaman agama, terutama dalam bidang fiqih, tauhid, dan tasawuf.
Di Pasai, Sunan Giri belajar kepada para ulama besar, salah satunya Syekh Maulana Malik Ibrahim. Ia mendalami ilmu agama Islam, termasuk cara berdakwah yang efektif kepada masyarakat Jawa yang saat itu masih banyak memeluk kepercayaan lokal.
Metode pengajaran di Pasai yang mengedepankan harmoni dan toleransi sangat memengaruhi pendekatan Sunan Giri dalam berdakwah di Jawa.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Pasai, Sunan Giri kembali ke Jawa dan mendirikan pesantren di Gresik.
Pesantren ini menjadi tempat pembelajaran agama dan pusat penyebaran Islam yang menggunakan pendekatan budaya. Salah satu metode inovatifnya adalah memasukkan nilai-nilai Islam dalam permainan tradisional dan seni Jawa.
ADVERTISEMENT
Sunan Giri adalah contoh bagaimana pendidikan dan dakwah dapat saling mendukung dalam menyebarkan kebaikan. Belajarnya di Pasai menjadi bukti bahwa perjuangan ilmu adalah kunci keberhasilan, baik sebagai individu maupun dalam misi menyebarkan agama.
Kisah Sunan Giri belajar di Pasai menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara keilmuan dan dakwah. Melalui pendidikan di Pasai, ia berhasil memadukan ajaran Islam dengan kearifan lokal, sehingga menjadikan dakwahnya lebih diterima oleh masyarakat Jawa. (Aya)