Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Memahami Latar Belakang Konferensi Inter Indonesia
9 September 2023 23:45 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Latar belakang Konferensi Inter Indonesia telah menjadi titik balik penting dalam perjalanan menuju pengakuan kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya.
ADVERTISEMENT
Konferensi ini juga menjadi bukti bahwa diplomasi dapat menjadi alat yang efektif dalam menyelesaikan konflik dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara.
Untuk lebih memahami tentang sejarah dan latar belakang Konferensi Inter Indonesia, mari simak pembahasannya di sini.
Sejarah Singkat Konfrensi Inter Indonesia
Mengutip buku IPS Terpadu Jilid 3A, Konferensi Inter-Indonesia adalah salah satu tahapan menuju Konfrensi Meja Bundar yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda.
Konferensi Inter Indonesia pertama diadakan di Yogyakarta pada tanggal 19 hingga 21 Juli 1949, sementara konferensi kedua dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 31 Juli hingga 2 Agustus 1949.
Mohammad Hatta, yang merupakan Wakil Presiden pertama Indonesia, menjadi salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam perundingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Sultan Hamid II dari Pontianak mewakili Belanda dalam Konferensi Inter Indonesia sebagai Ketua BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) juga memiliki peranan penting dalam Konferensi Inter-Indonesia.
Latar Belakang Konferensi Inter Indonesia
Berikut ini adalah berbagai latar belakang Konferensi Inter Indonesia
1. Belanda yang Ingin Kembali Berkuasa
Salah satu atar belakang Konferensi Inter-Indonesia adalah keinginan Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Meskipun Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Belanda merasa bahwa Indonesia adalah bagian dari bekas jajahannya sehingga harus tetap berada di bawah kendalinya.
2. Adanya Agresi Militer Belanda
Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948) merupakan serangan bersenjata yang dilancarkan oleh Belanda untuk mencoba memaksakan kembali penguasaannya atas Indonesia.
Agresi-agresi ini memperburuk konflik antara kedua belah pihak sehingga diperlukan upaya diplomasi untuk mengakhiri pertempuran.
ADVERTISEMENT
3. Belanda yang Kerap Melanggar Perjanjian
Belanda dan Indonesia telah mencoba untuk menyelesaikan konflik mereka melalui perundingan-perundingan sebelumnya, seperti Perjanjian Linggarjati (1946) dan Perjanjian Renville (1947).
Namun, Belanda sering kali melanggar perjanjian-perjanjian tersebut dan tidak mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya.
4. Meraih Pengakuan Internasional
Pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soekarno berusaha keras untuk meraih pengakuan internasional atas kemerdekaan Indonesia.
Keberhasilan ini penting karena memberi legitimasi pada negara baru tersebut di mata komunitas internasional.
5. Menekan Belanda Secara Diplomasi
Upaya diplomasi menjadi latar belakang Konferensi Inter Indonesia yang penting.
Pihak Indonesia berusaha untuk menggunakan diplomasi sebagai cara untuk mendesak Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.
Demikian pembahasan mengenai latar belakang Konferensi Inter Indonesia yang memiliki peranan penting bagi kedaulatan NKRI. (AZS)