Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengapa pada Masa Demokrasi Liberal Sering Terjadi Pergantian Kabinet?
29 Oktober 2023 23:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet? Tentunya ada berbagai alasan dibalik peristiwa ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Demokrasi Pancasila di Era Kemajemukan oleh Darmawan Harefa, demokrasi liberal merupakan suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif.
Dalam demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet. Mengapa demikian? Simak pembahasannya di sini.
Mengapa pada Masa Demokrasi Liberal Sering Terjadi Pergantian Kabinet?
Demokrasi liberal merupakan sebuah sistem pemerintahan yang dipakai suatu negara dengan mengedepankan kebebasan individu. Sistem ini telah digunakan Indonesia sejak 1950 sampai 1959.
Pada masa itu, Indonesia sering mengalami pergantian kabinet. Terjadinya pergantian tersebut dapat disebabkan oleh beberapa alasan, berikut penjelasannya.
1. Dominasi Partai
Alasan pertama mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet adalah karena tidak adanya dominasi partai. Pasalnya, setiap susunan parlemen terdiri dari berbagai partai politik.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, mereka hanya memiliki satu suara dan memberi dukungan penuh kepada pemerintahan. Tentunya hal tersebut membuat pembentukan kabinet hanya berasal dari beberapa partai koalisi.
Saat ada partai yang menolak untuk memberi dukungan, keberlangsungan kabinet di dalam pemerintahan akan diserahkan pada perdana menteri serta mandatnya kembali pada presiden.
2. Pembuatan Kebijakan
Konsep demokrasi liberal fokus pada kebebasan indovidu namun kekuasaan tetap berada penuh di pemerintahan. Setiap kabinet yang berdiri pada masa tersebut memberi berbagai kebijakan yang justru merugikan rakyat dan menguntungkan penguasa.
Tak sedikit kebijakan yang disalahgunakan oknum serta partai koalisi. Mulai dari eonomi, politik, sampai sosial. Hal tersebut membuat presiden serta perdana menteri terus melakukan pergantian kabinet supaya pemerintahan bisa berjalan seusai tujuan.
ADVERTISEMENT
3. Mosi Tidak Percaya
Akibat tidak ada dominasi partai politik di pemerintahan, muncul berbagai pertentangan antara partai di parlemen. Setiap partai mempunyai tujuan serta pemikiran masing-masing yang melahirkan mosi tidak percaya terhadap pemerintah.
Mosi tidak percaya mengakibatkan kinerja kabinet tidak maksimal sehingga tak sedikit program yang tidak tuntas dan berakir pada rasa kecewa masyarakat. Bahkan pembangunan dan kesejahteraaan di dalam negara tidak tercapai.
Demikian pembahasan mengenai alasan kenapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet. (LAU)