Konten dari Pengguna

Mengenal Arti Nomaden sebagai Pola Kehidupan di Masa Prasejarah

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
27 Juni 2023 17:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arti nomaden. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arti nomaden. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Arti nomaden adalah cara hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dilakukan oleh sekelompok orang maupun individu. Pola kehidupan nomaden sangat identik dengan manusia purba. Di masa kini nomaden dikenal pula sebagai pengembara.
ADVERTISEMENT
Cara hidup nomaden sudah dilakukan sejak zaman batu tua atau Paleolitikum. Di masa itu manusia purba belum tinggal menetap. Mereka sangat bergantung pada alam dan hidup berpindah-pindah tempat. Berikut arti nomaden dan penjelasan singkatnya yang perlu dipahami.

Nomaden; Cara Hidup Berpindah-pindah Sejak Zaman Prasejarah

Ilustrasi arti nomaden. Foto: Pixabay
Dilansir situs isi.ac.id, arti nomaden yaitu cara hidup berpindah-pindah yang telah dimulai sejak zaman praaksara. Kala itu manusia bertahan hidup dengan cara meramu serta berburu. Mereka mengumpulkan berbagai bahan makanan seperti sayuran, buah, berburu binatang, hingga menangkap ikan.
Apabila makanan di suatu kawasan habis makan manusia purba akan mencari wilayah lain yang sumber daya alamnya masih berlimpah. Umumnya manusia purba hidup dalam satu kelompok yang terdiri atas 10-15 orang.
ADVERTISEMENT

Pola Hunian Masyarakat Nomaden

Masyarakat nomaden umumnya memilih tempat tinggal yang dekat dengan sungai, danau, atau sumber air lainnya dengan tujuan mempermudah mencari makanan serta minuman.
Contoh kawasan yang membuktikan pola hunian orang-orang nomaden yang cenderung memilih tinggal di tepian sungai yaitu berbagai situs purbakala yang ditemukan sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo (Sangiran, Trinil. Sambungmacan, Ngawi, hingga Ngandong).
Masyarakat nomaden juga kerap memilih pohon-pohon besar sebagai tempat berlindung. Sementara itu, sebagian lainnya membuat atap serta sekat dari daun-daunan untuk beristirahat.
Seiring perkembangannya, manusia purba pun mulai mempunyai tempat tinggal sementara seperti di gua-gua atau dikenal sebagai pola kehidupan semi nomaden. Cara hidup ini mulai diterapkan oleh manusia purba di zaman batu pertengahan atau Mesolitikum.
ADVERTISEMENT

Kelompok Masyarakat Nomaden

Di zaman prasejarah manusia purba yang hidup nomaden terdiri atas kelompok-kelompok kecil. Tujuannya tidak lain adalah agar lebih mudah ketika melakukan perpindahan tempat. Pola kehidupan nomaden sangat tergantung dengan alam.
Saat ini pun cara hidup nomaden masih dapat dijumpai seperti di wilayah Afrika atau Jazirah Arab. Masyarakat nomaden hidup di daerah terpencil seperti gurun atau hutan. Masyarakat nomaden umumnya terbagi menjadi tiga kelompok antara lain:

1. Kelompok Penggembala

Kelompok penggembala hidup berpindah-pindah dengan membawa hewan ternaknya. Penentuan lokasi berikutnya ditentukan oleh faktor lingkungan misalnya, kualitas tanah atau curah hujan.

2. Kelompok Meramu dan Berburu

Kelompok meramu dan berburu telah dilakukan sejak zaman manusia purba. Perpindahan dilakukan dengan mengikuti musim hewan buruan dan tumbuhan.

3. Kelompok Pengelana

Kelompok pengelana biasanya ada di negara yang sudah tersentuh industrialisasi dengan tujuan untuk menawarkan dagangan pada tempat-tempat yang disinggahi.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan dan arti nomaden yang telah ada sejak zaman prasejarah. Hingga kini cara hidup berpindah-pindah masih dilakukan oleh masyarakat di beberapa negara. (DN)