Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Asal Suku Anak Dalam, Sejarah, dan Pola Hidupnya
25 April 2023 15:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagai etnis pedalaman, suku Anak Dalam memiliki pola kehidupan yang unik. Salah satu kebiasaan hidupnya yang unik adalah ketergantungan dengan alam.
Hal ini juga diungkapkan oleh Indriati dalam Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi, bahwa masyarakat Anak Dalam atau suku Rimba biasa memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup hingga pengobatan.
Lantas, dari mana asal suku Anak Dalam dan sejarahnya? Cari tahu penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.
Asal Suku Anak Dalam
Masyarakat Sumatra percaya bahwa suku Anak Dalam berasal dari Maalau Sesat. Hal ini dituturkan melalui tradisi lisan atau dari mulut ke mulut.
Masyarakat Maalau Sesat ini kemudian berlari menuju hutan rimba, sehingga disebut dengan Moyang Segayo.
Ada pula masyarakat yang menganggap bahwa suku Anak Dalam berasal dari Pagaruyung yang pergi ke Jambi untuk mengungsi. Hal ini diperkuat dengan kemiripan bahasa antara masyarakat Minangkabau dengan suku Anak Dalam.
ADVERTISEMENT
Sejarah Suku Anak Dalam
Menurut sejarah, kisah suku Anak Dalam diawali sejak masa Kerajaan Jambi di tahun 1624.
Pada saat itu, terdapat pertikaian antara Kerajaan Jambi dan Kesultanan Palembang. Pertikaian itu memicu adanya pertempuran yang terjadi di hutan rimba Air Hitam pada tahun 1629.
Nah, masyarakat yang tersisa dari pertempuran ini pun tetap hidup di hutan rimba dan terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok ini tetap disebut dengan suku Anak Dalam dengan ciri fisik, bahasa, hingga kebiasaan yang berbeda.
Ada suku Anak Dalam yang tinggal di wilayah hutan Musi Rawas dan berbicara menggunakan bahasa Melayu. Ada pula masyarakat suku Anak Dalam yang hidup di hutan Jambi dengan ciri fisik berupa kulit sawo matang, rambut ikal, serta mata yang menjorok ke dalam.
ADVERTISEMENT
Pola Kehidupan
Masyarakat suku Anak Dalam menerapkan sistem kekerabatan matrilineal. Bagi anak laki-laki yang telah menikah, mereka dianjurkan untuk tinggal dengan keluarga pihak perempuan.
Selain itu, masyarakat suku Anak Dalam dalam berpakaian sehari-hari mengenakan kostum sederhana. Mereka hanya mengenakan bawahan. Bagi perempuan, pakaian penutup dada hanya dikenakan saat bertemu masyarakat luar.
Masyarakat suku Anak Dalam juga memiliki aturan adat yang perlu dipatuhi, seperti hidup berpindah-pindah tempat atau nomaden, membatasi diri untuk berinteraksi dengan orang luar, melarang lawan jenis untuk berduaan, dan mandi dengan menceburkan diri di sungai.
Demikian sederet informasi tentang suku Anak Dalam, mulai dari asal-usul, sejarah, serta pola hidupnya. Semoga tulisan ini dapat memperluas wawasanmu.
[ENF]
ADVERTISEMENT