Konten dari Pengguna

Mengenal Kebijakan Sakoku yang Diterapkan oleh Jepang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
15 Januari 2025 14:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kebijakan sakoku. Sumber: Pexels/Phil Evenden
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebijakan sakoku. Sumber: Pexels/Phil Evenden
ADVERTISEMENT
Kebijakan Sakoku adalah kebijakan isolasi nasional yang diterapkan oleh Jepang pada masa Keshogunan Tokugawa. Kebijakan ini berlangsung dari tahun 1936-1854.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku Wacana Jurnal Ilmu Pengetahuan Budaya, Willem Van Der Molen dkk, (2008: 252), masa Jepang Terisolasi dari dunia luar ini karena orang asing dilarang masuk ke Jepang dan sebaliknya, bahkan, pelanggaran terhadap pelanggan ini diganjar dengan hukuman mati,

Mengenal Kebijakan Sakoku

Ilustrasi kebijakan sakoku. Sumber: Pexels/Phil Evenden
Kebijakan Sakoku secara harfiah yaitu negara terkunci. Kata Sakoku berarti negara terisolasi atau negara terkunci. Kebijakan ini melarang orang asing memasuki Jepang dan melarang warga Jepang meninggalkan negaranya.
Kebijakannya sendiri dimulai dibawah pemerintahan Shogun Tokugawa Iemitsu dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh bangsa asing, khususnya bangsa Portugis yang menyebarkan agama Kristen Katolik.
Penyebaran agama ini dianggap sebagai ancaman terhadap budaya dan stabilitas politik Jepang, yang memicu Pemberontakan Shimabara pada tahun 1637.
ADVERTISEMENT
Bangsa Portugis pertama kali mendarat di Jepang pada 1543 dengan membawa senjata, yang ternyata diperlukan oleh orang Jepang.
Saat itu, kedatangan Portugis bersamaan dengan periode perang saudara di Jepang atau disebut Zaman Sengoku. Kedatangan Portugis ini memberikan dampak besar, salah satunya pengenalan senjata api di Jepang.
Selain itu, Portugis juga membawa agama Kristen Katolik, terutama di wilayah selatan Jepang seperti Kota Nagasaki.
Pemerintah Tokugawa melihat penyebaran agama Kristen Katolik ini sebagai ancaman terhadap negaranya, serta kekuasaan mereka. Sehingga, pemerintahan Tokugawa mengusir Portugis dari Jepang.
Selanjutnya, Jepang juga menerapkan kebijakan melarang penyebaran agama Kristen Katolik, dan membatasi kunjungan kapal Eropa, serta melarang orang Jepang meninggalkan negaranya.

Akhir dari Kebijakan Sakoku

Ilustrasi kebijakan sakoku. Sumber: Pexels/Belle Co
Kebijakan isolasi di Jepang ini berakhir pada 1854, saat Jepang mendapatkan tekanan dari bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat. Pada Juli 1853, Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat datang ke Jepang sebagai utusan negaranya.
ADVERTISEMENT
Matthew Perry adalah armada kapal perang yang dikirim oleh Presiden Amerika Serikat, Millard Fillmore untuk memaksa pembukaan Pelabuhan Jepang untuk berdagang dengan negaranya.
Pada akhirnya, Amerika Serikat berhasil membawa Jepang menandatangani perjanjian damai dikenal sebagai Konferensi Kanagawa, pada 31 Maret 1854.
Melalui perjanjian tersebut, Jepang dan Amerika menjalin hubungan diplomatik.
Kebijakan Sakoku adalah salah satu periode dalam sejarah Jepang untuk berusaha melindungi indentitasnya dari pengaruh luar. (NOV)