Konten dari Pengguna

Mengenal Teori Dramaturgi, Seni Menjalani Panggung Kehidupan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 Agustus 2023 22:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teori dramaturgi (Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teori dramaturgi (Pexels)
ADVERTISEMENT
Kehidupan adalah sebuah panggung besar di mana setiap individu berperan sebagai aktor dan aktris dalam drama kehidupannya masing-masing. Lalu, apa itu teori dramaturgi?
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, teori dramaturgi memberikan perspektif menarik tentang bagaimana seseorang berinteraksi dalam masyarakat dan mengenali peran sosial yang dimainkan. Untuk mengetahui selengkapnya, simak artikel ini.

Memahami Teori Dramaturgi

Ilustrasi teori dramaturgi (Pexels)
Teori dramaturgi adalah salah satu teori sosiologi yang menggambarkan interaksi sosial dalam masyarakat, seperti drama panggung.
Teori ini dikembangkan oleh Erving Goffman, seorang sosiolog terkenal, dalam bukunya yang berjudul "The Presentation of Self in Everyday Life".
Berikut ini adalah berbagai hal penting mengenai teori dramaturgi:

1. Pengenalan Teori Dramaturgi

Teori dramaturgi adalah konsep sosiologis yang dikembangkan oleh Erving Goffman, seorang ahli sosiologi ternama. Menurut teori ini, masyarakat dianggap sebagai panggung teater dan setiap individu memainkan peran tertentu dalam drama sosial.
Seperti dalam dunia panggung teater, individu cenderung berusaha mempertahankan citra diri yang baik dan mencoba mengelola kesan agar diterima dan dihargai oleh orang lain.
ADVERTISEMENT

2. Peran Sosial

Dalam teori dramaturgi, peran sosial adalah karakter atau identitas yang dimainkan oleh individu dalam interaksi sosial. Setiap orang memiliki berbagai peran sosial, seperti sebagai anak, sahabat, karyawan, atau pemimpin.
Ketika berada di panggung kehidupan, seseorang beradaptasi dengan peran-peran ini dan berusaha untuk memenuhi harapan yang melekat padanya.

3. Fase Penampilan

Teori dramaturgi juga mengenal konsep fase penampilan, yaitu dua aspek dalam berinteraksi dengan orang lain.

4. Ketegangan Antara Peran Sosial

Dalam teori dramaturgi, terkadang terjadi ketegangan antara berbagai peran sosial yang dimainkan oleh individu. Ketegangan semacam ini menuntut keterampilan dalam mengelola kesan agar tidak mengorbankan hubungan sosial yang telah terjalin.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, seorang manajer yang juga merupakan sahabat dekat dari bawahan dapat menghadapi dilema etika ketika harus mengambil keputusan yang memengaruhi hubungan personalnya.

5. Relevansi dalam Keseharian

Teori dramaturgi memberikan pemahaman tentang bagaimana interaksi sosial dan peran sosial memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Dengan mengenali peran sosial dan fase penampilan, seseorang dapat lebih bijaksana dalam berkomunikasi dengan orang lain dan menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai yang dianut.
Pemahaman tentang teori ini juga dapat membantu mengelola stres dan tekanan yang muncul dari ketegangan antara berbagai peran yang dimainkan.
Sebagaimana teater yang memainkan lakon-lakon hidup, teori dramaturgi mengajarkan seni menjalani panggung kehidupan dengan bijaksana.
Dengan seni ini, seseorang dapat menemukan keseimbangan dan integritas dalam menyuarakan peran yang telah ditetapkan oleh masyarakat sambil tetap setia pada jati dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT