Mengenal Tokoh Chauvinisme Paling Berpengaruh di Dunia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
26 September 2023 23:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tokoh chauvinisme (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tokoh chauvinisme (Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbagai tokoh chauvinisme telah berpengaruh dalam geopolitik dunia serta mampu merubah sejarah peradaban manusia.
ADVERTISEMENT
Chauvinisme merupakan sebuah kata yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun memiliki makna yang mendalam terhadap sikap dan perilaku manusia.
Simak artikel ini untuk mengetahui pengertian lebih lanjut dan berbagai tokoh chauvinisme paling berpengaruh di dunia.

Pengertian Chauvinisme

Ilustrasi tokoh chauvinisme (Pixabay)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah chauvinisme didefinisikan sebagai sikap atau rasa cinta pada tanah air yang berlebihan.
Berdasarkan penjelasan KBBI tersebut, maka dapat dipahami bahwa chauvinisme merupakan sebuah rasa kesetiaan yang ekstrem terhadap sebuah atau suatu bangsa dan negara.
Hal ini sangat berdekatan dengan sikap atau rasa nasionalisme, tetapi kedua hal tersebut tentu saja berbeda. Chauvinisme lebih kepada fanatisme buta terhadap bangsa dan negara, bahkan melewati batas-batas kesehatan.

Berbagai Tokoh Chauvinisme

Chauvinisme bukanlah fenomena baru dalam sejarah manusia. Banyak tokoh-tokoh berpengaruh di dunia yang telah menerapkan konsep ini dengan berbagai akibat yang beragam.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah beberapa tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang menerapkan chauvinisme:

1. Nicolas Chauvin

Pada awalnya, chauvinisme berasal dari seseorang bernama Nicolas Chauvin. Ia berasal dari Prancis dan merupakan salah seorang prajurit Grand Armee Napoleon.
Chauvin begitu mengidolakan sang pemimpinnya, Napoleon Bonaparte, dan Kekaisaran Lama. Karena sikap tersebut, Chauvin dinilai memiliki paham "rasa kepercayaan yang berlebihan dan juga merasa terlalu unggul atas ras seseorang".
Ia bahkan dikarikaturkan dalam sebuah drama sebagai sosok yang irasional dan ekstrem dalam kesetiaannya terhadap Prancis. Inilah asal-usul kata "chauvinisme".

2. Adolf Hitler

Salah satu tokoh paling kontroversial dalam sejarah, Adolf Hitler, adalah contoh yang sangat mencolok dari penerapan chauvinisme.
Hitler memimpin Partai Nazi Jerman dengan tangan besi, menggiring bangsanya menuju perang dunia dan genosida Holocaust yang mengerikan.
ADVERTISEMENT
Ia memandang bangsa Arya sebagai ras yang paling unggul dan berhak untuk menguasai dunia, sementara merendahkan dan menganiaya etnis lain, terutama orang Yahudi.
Penerapan chauvinisme dalam kepemimpinannya menciptakan kehancuran besar-besaran dan tragedi kemanusiaan yang tak terlupakan.

3. Tenno Heika

Di Jepang, ada juga contoh chauvinisme yang kuat dalam sejarah mereka.
Kaisar Hirohito, yang bergelar Tenno Heika, digunakan oleh rezim militer Jepang selama Perang Dunia II untuk membangkitkan nasionalisme dan fanatisme di kalangan rakyat Jepang.
Penggunaan kepercayaan yang berlebihan pada kaisar untuk tujuan politik dan militer menciptakan situasi yang berujung pada perang dan kehancuran di seluruh Asia.

4. Benito Mussolini

Di Italia, Benito Mussolini adalah tokoh yang menerapkan chauvinisme dalam bentuk fasisnya.
Ia menggalakkan konsep "Fascismo" yang memandang Italia sebagai bangsa yang unggul dan membenarkan penggunaan kekuatan militer untuk memperluas kekuasaan Italia.
ADVERTISEMENT
Chauvinisme dalam konteks ini mendorong Italia menuju Perang Dunia II, yang akhirnya berujung pada kekalahan dan keruntuhan rezim fasis Mussolini.
Berbagai tokoh chauvinisme, baik Nicolas Chauvin, Adolf Hitler, Tenno Heika, maupun Benito Mussolini, telah memainkan peran penting dalam sejarah dunia.
Mereka mengilhami fanatisme buta terhadap negara dan ras mereka sendiri yang sering kali berdampak buruk pada dunia dan kemanusiaan.