Konten dari Pengguna

Mengulik Teori George Simmel tentang Interaksi Sosial

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 Agustus 2023 23:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teori George Simmel tentang interaksi sosial. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teori George Simmel tentang interaksi sosial. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antar individu maupun kelompok guna menjalin kerja sama atau pertemanan dalam kehidupan sosial. Ada sejumlah tokoh sosiologi yang membahas tentang interaksi sosial, salah satunya George Simmel.
ADVERTISEMENT
George Simmel merupakan filsuf kelahiran Berlin, Jerman, pada 1858 sekaligus salah satu pionir yang menjadikan sosiologi sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri.
Untuk lebih mengenal teori George Simmel tentang interaksi sosial, mari simak pembahasannya di sini.

Teori George Simmel tentang Interaksi Sosial

Ilustrasi teori George Simmel tentang interaksi sosial. Foto: Pixabay
Dikutip dari situs uny.ac.id, Simmel mengatakan bahwa sejatinya masyarakat lebih dari sekadar kumpulan individu melainkan menunjuk kepada pola interaksi timbal balik yang terjadi antar individu.
George Simmel kemudian mengelompokkan interaksi sosial tersebut berdasarkan bentuknya menjadi superordinasi dan subordinasi, konflik, pertukaran atau sosiabilitas, dan hubungan seksual. Berikut penjelasannya.

1. Superordinasi dan Subordinasi

Istilah superordinasi dan subordinasi amat lekat dalam sosiologi. Superordinasi menempatkan seseorang ada di atas orang lain secara mutlak. Sementara mereka yang dikenakan subordinasi umumnya berada di bawah.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang memperoleh superordinasi bisa menguasai orang lain yang posisinya berada di bawahnya. Dua istilah ini sering bersinggungan dengan teori konflik Marx yang memaparkan adanya subordinasi kaum proletar serta superordinasi kaum borjuis.

2. Konflik

Dalam wujud konflik, interaksi sosial umumnya muncul akibat masalah yang menyebabkan dua individu atau lebih harus berinteraksi guna mencapai suatu tujuan.
Sebagai contoh, saat terjadi perkelahian maka masyarakat tak akan diam atau membiarkannya. Tentu mereka bakal melakukan diskusi maupun perundingan guna mencari solusi.

3. Sosiabilitas

Sosiabilitas menjadi bentuk yang paling sederhana dari interaksi sosial. Ini merupakan kemampuan seseorang untuk bisa melakukan interaksi dengan individu lainnya.
Sosiabilitas berbicara tentang interaksi mendasar. Bentuk-bentuk dasar dari interaksi sosial antara lain, saling berjabat tangan, bertamu, atau sekadar menyapa.
ADVERTISEMENT

4. Hubungan Seksual

Hubungan seksual menjadi bentuk interaksi yang paling khusus dan umumnya terjadi antara lelaki dan perempuan. Sebetulnya hubungan ini tak sekadar ditandai dengan seks saja, tetapi juga keintiman yang terjalin antara dua individu (laki-laki dan perempuan).
Hubungan seksual biasanya terikat dalam pernikahan, sementara di kalangan para remaja dikenal dengan istilah pacaran.
Demikian pembahasan teori George Simmel tentang interaksi sosial yang perlu diketahui. (DN)