Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Menyimak Latar Belakang Perang Banjar beserta Kronologinya
10 Juni 2023 18:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Latar belakang perang Banjar adalah keikutsertaan Belanda dalam proses pewarisan tahta di Kerajaan Banjar. Pada saat itu, Belanda mendukung Pangeran Tamjidillah untuk menjadi sultan selanjutnya.
Menurut Ushulha dalam penelitiannya yang berjudul Kerajaan Banjar Dan Perang Banjar (1859-1905 M), perang Banjar yang terjadi di Banjarmasin terjadi sejak tahun 1859 hingga 1905 Masehi.
Untuk mengetahui kronologi dan latar belakang perang Banjar, baca artikel ini sampai habis.
ADVERTISEMENT
Latar Belakang Perang Banjar
Perang Banjar adalah peperangan yang terjadi di Banjarmasin pada masa kerajaan Islam dan penjajahan Belanda.
Pada masa itu, tengah terjadi pemilihan pewaris tahta Kerajaan Banjar. Latar belakang perang Banjar adalah keikutandilan Belanda dalam proses pemilihan pewaris tahta itu menjadikan suasana keruh.
Belanda mendukung Pangeran Tamjidillah II untuk menjadi raja Kerajaan Banjar berikutnya, sedangkan Pangeran Anom didukung untuk menjadi seorang Mangkubumi atau Perdana Menteri.
Tamjidillah II adalah seorang anak selir tertua Sultan Adam dan sangat dekat dengan Belanda. Itulah salah satu alasan Belanda mendukungnya untuk menjadi sultan, karena bisa dimanfaatkan demi melancarkan izin daerah penghasil batu bara.
Kronologi Perang Banjar
Penobatan Pangeran Tamjidillah II sebagai raja secara sepihak oleh Belanda di tahun 1857 menimbulkan kericuhan di luar istana. Pertentangan tersebut dipimpin oleh Panembahan Muning.
Menurut Panembahan Muning, yang pantas menjadi raja berikutnya adalah Pangeran Antasari, selaku keponakan Pangeran Hidayatullah II. Di samping itu, Pangeran Antasari adalah keturunan raja Banjar yang bertakhta di tahun 1759-161, yaitu Sultan Muhammadillah.
Akhirnya, gerakan Panembahan Muning mulai dilakukan dan disebut dengan Datu Muning. Pusat dari gerakan tersebut berlokasi di Kembayau, Sungai Muning, Kalimantan Selatan.
Gerakan Panembahan Muning ini akhirnya dibantu oleh Pangeran Antasari dan Tumenggung Surapati. Setelah itu, pertempuran melawan Belanda dimulai pada 25 April 1859 dengan menyerang tambang batu Pengaron.
Pasukan Muning tersebut berhasil membakar tambang, sehingga terjadilah peperangan Banjar, karena adanya kemarahan dari pihak Belanda.
Dua bulan setelah terjadinya serangan tersebut, Belanda akhirnya mengasingkan dan memberhentikan Sultan Tamjidillah II, kemudian menggantinya dengan Pangeran Hidayatullah II untuk meredakan kondisi.
Di sisi lain, Pangeran Hidayatullah II menolak tawarannya dan bergabung dengan Pangeran Antasari.
Pangeran Hidayatullah II dinobatkan menjadi Sultan Banjar di Amuntai pada bulan September 1859 yang menimbulkan kemarahan dari pihak Belanda, sehingga Kesultanan Banjar dihapus 11 Juni 1860.
Kekuatan pasukan Muning cukup mengganggu pihak Belanda. Akhirnya mereka menangkap ibu Pangeran Hidayatullah II, sehingga Pangeran Hidayatullah II pun juga dapat ditangkap di tahun 1862.
Setelah itu, tahta sultan digantikan oleh Pangeran Antasari pada tanggal 14 Maret 1862 yang memicu kemarahan Belanda.
Pangeran Antasari terkena penyakit cacar dan gangguan paru-paru, sehingga beliau meninggal pada tanggal 11 Oktober 1862.
Demikian sederet informasi tentang latar belakang perang Banjar dan kronologinya. [ENF]
ADVERTISEMENT