Konten dari Pengguna

Mitos Gunting Rambut Malam Hari yang Beredar di Masyarakat hingga Kini

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
29 April 2025 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mitos gunting rambut malam hari, foto: unsplash/Jonas Augustin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mitos gunting rambut malam hari, foto: unsplash/Jonas Augustin
ADVERTISEMENT
Mitos gunting rambut malam hari telah menjadi bagian dari kepercayaan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Meski zaman telah berubah dan teknologi berkembang, keyakinan bahwa memotong rambut di malam hari bisa membawa sial atau mengundang hal buruk masih bertahan hingga kini di banyak daerah.
Kepercayaan ini diwariskan turun-temurun dan melekat dalam praktik keseharian.

Asal Usul dan Makna di Balik Mitos Gunting Rambut Malam Hari

Ilustrasi mitos gunting rambut malam hari, foto: unsplash/Amr Taha
Mengutip dari situs binus.ac.id, mitos gunting rambut malam hari awalnya muncul dari alasan yang sangat praktis.
Pada masa ketika listrik belum tersebar luas, penerangan hanya mengandalkan obor atau lampu minyak, sehingga aktivitas seperti mencukur rambut menjadi berisiko tinggi karena bisa menyebabkan luka.
Namun seiring berjalannya waktu, larangan ini berkembang menjadi kepercayaan yang sarat makna spiritual dan budaya.
Dalam budaya Jawa, rambut dipercaya menyimpan energi kehidupan, sehingga memotongnya di malam hari dianggap membuka celah bagi energi negatif untuk masuk, apalagi karena malam hari diyakini sebagai waktu aktifnya makhluk halus.
ADVERTISEMENT
Di Bali, larangan ini berkaitan erat dengan prinsip keseimbangan alam semesta, sementara mengutip dari situs unsiq.ac.id, di tanah Sunda dan wilayah Dieng, rambut dipandang sebagai sesuatu yang sakral dan penuh simbolisme.
Larangan memotong rambut ini pun menjadi bagian dari narasi budaya yang kuat, diwariskan dari generasi ke generasi.
Dari sisi psikologi, keberlangsungan mitos ini bisa dijelaskan melalui konsep memori kolektif, bias konfirmasi, dan kekuatan cerita turun-temurun.
Meski secara ilmiah waktu mencukur rambut tidak memengaruhi kesehatan, banyak orang tetap mematuhi larangan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya leluhur.
Bahkan, dalam perkembangan modern, muncul inovasi seperti layanan salon dengan konsep ritual potong rambut malam yang memadukan unsur spiritual dan gaya hidup kekinian.
ADVERTISEMENT
Mitos gunting rambut malam hari mencerminkan bagaimana tradisi, kepercayaan, dan adaptasi sosial berjalan berdampingan.
Meski tidak semua orang lagi meyakininya secara harfiah, mitos ini tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang menarik untuk dilestarikan dan dikaji secara kritis. (Echi)