Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Motif Ragam Hias Daerah Nusa Tenggara Timur
24 September 2024 8:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Motif ragam hias daerah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu kekayaan budaya yang sangat khas dan unik. Ragam hias ini sering kali terinspirasi dari alam, hewan, serta kehidupan sehari-hari masyarakat di Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
Setiap motif memiliki makna tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal, serta menjadi identitas yang memperkuat jati diri masyarakat di daerah tersebut.
Mengutip jurnal Analisis Motif Ragam Hias Batik Jawa Tengah Berbasis Unsur Visual Bentuk dan Warna (Studi Kasus Batik Semarang dan Pekalongan), Pratiwi K., ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni.
Mengenal Motif Ragam Hias Daerah Nusa Tenggara Timur
Motif ragam hias daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan identitas budaya lokal, suku-suku di NTT, dan alam sekitarnya. Berikut adalah beberapa motif yang umum ditemukan di NTT.
1. Motif Kuda (Harama)
Kuda merupakan simbol kekuatan, kebanggaan, dan kecepatan. Di beberapa daerah seperti Sumba, kuda memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, baik dalam ritual adat maupun kegiatan sehari-hari. Motif ini sering terlihat pada kain tenun Sumba.
ADVERTISEMENT
2. Motif Buaya
Buaya memiliki simbol kekuatan dan kekuasaan di beberapa suku di NTT, terutama di wilayah Sabu dan Rote. Kehadiran motif ini pada kain tenun menunjukkan hubungan masyarakat dengan hewan yang mereka anggap suci dan pelindung.
3. Motif Ikan
Sebagai daerah kepulauan, motif ikan sering muncul dalam tenunan, melambangkan kehidupan dan kesejahteraan. Ikan juga menjadi sumber makanan utama dan penting bagi kehidupan masyarakat pesisir di NTT.
4. Motif Moko
Moko adalah gendang kuno yang dianggap berharga dan sering digunakan dalam upacara adat. Motif moko pada tenun ikat melambangkan status sosial tinggi dan kekayaan budaya warisan leluhur.
5. Motif Burung (Manu)
Burung sering dihubungkan dengan kebebasan dan kelincahan. Motif burung, terutama burung cenderawasih, kerap ditemukan dalam kain tenun daerah Flores dan Alor, melambangkan keindahan dan kemuliaan.
ADVERTISEMENT
6. Motif Geometris (Flora dan Fauna)
Banyak kain tenun dari NTT juga menggunakan motif-motif geometris yang menggambarkan flora dan fauna lokal, seperti pohon lontar, bunga, dan hewan-hewan yang ada di sekitar lingkungan masyarakat.
Pola ini sering kali menggambarkan hubungan harmonis masyarakat dengan alam.
Motif-motif ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai identitas budaya, serta memiliki fungsi sosial dan spiritual dalam kehidupan masyarakat NTT.
Kain tenun dengan motif-motif ini biasanya digunakan dalam upacara adat, pernikahan, dan acara-acara penting lainnya. Setiap motif memiliki makna yang dalam dan kerap dipakai dalam tenunan tradisional seperti kain tenun ikat.
Dengan mengenali motif ragam hias daerah Nusa Tenggara Timur, siapapun bisa lebih memahami betapa berharganya warisan budaya ini dalam menjaga identitas dan kebanggaan daerah.
ADVERTISEMENT