Konten dari Pengguna

Nama Tokoh yang Mengungkapkan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 Februari 2024 23:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi siapa yang pertama kali mengungkapkan semboyan bhinneka tunggal ika. Sumber: ibnuamaru/pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siapa yang pertama kali mengungkapkan semboyan bhinneka tunggal ika. Sumber: ibnuamaru/pixabay.com
ADVERTISEMENT
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lantas, siapa yang mengungkapkan pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
ADVERTISEMENT
Putri dan Dewi dalam Kedudukan Bhineka Tunggal Ika untuk Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia di Masa Pandemi mengungkapkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika diadaptasi dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut berkaitan dengan siapa yang mengungkapkan pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika, simak selengkapnya di artikel berikut ini.

Tokoh yang Mengungkapkan Pertama Kali Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Ilustrasi siapa yang pertama kali mengungkapkan semboyan bhinneka tunggal ika. Sumber: megayohana77/pixabay.com
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia. Lantas, siapa yang mengungkapkan pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika?
Semboyan tersebut dirumuskan oleh para pendiri bangsa dengan mengadaptasi kitab Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular. Kakawin berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti syair.
Menurut sejarah, kitab Kakawin Sutasoma ini ditulis menggunakan aksara Bali dengan bahasa Jawa pada 1851. Di samping itu, Kakawin Sutasoma termasuk peninggalan Kerajaan Majapahit.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penulisan Kakawin Sutasoma ini menggunakan daun lontar. Kitab tersebut mempunyai ukuran 40,5 x 3,5 cm.

Makna Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" tertuang dalam pupuh 139, bait 5 yang berbunyi "Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa."
Adapun makna kalimat di atas adalah "Konon, Buddha dan Siwa adalah dua zat berbeda. Mereka berbeda, tetapi bagaimana dapat dikenal? Itu karena kebenaran Buddha dan Siwa adalah tunggal. Itu terpecah belah, tetapi tetap satu juga. Tidak terdapat kerancuan di dalam suatu kebenaran."
Melalui kalimat tersebut, Mpu Tantular mengajarkan pentingnya bertoleransi antar umat beragama yang dianut oleh masyarakat beragama Hindu serta Buddha. Kalimat tersebut kerap digunakan guna menbangun kerukunan antar masyarakat Majapahit dalam aspek keagamaan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna berbeda-beda, tetapi tetap satu juga. Hal ini tentu selaras dengan bangsa Indonesia yang multikultural agar menciptakan rasa toleransi di kehidupan sehari-hari.
Adapun tokoh nasional yang mengungkapkan pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah Moh. Yamin. Beliau mengungkapkannya di tengah sidang BPUPKI. Setelah itu, I Gusti Bagus Sugriwa yang berasal dari Bali menyahut, "tan hana dharma mangrwa".
Namun, pendapat lain juga mengungkapkan jika usulan frasa Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Soekarno sebagai gagasan historis pasca Indonesia merdeka dan bersamaan dengan perancangan lambang negara, yakni Garuda Pancasila.
Demikian sederet informasi mengenai siapa yang mengungkapkan pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika. [ENF]