Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Papajar, Tradisi Sunda untuk Sambut Ramadan
26 Februari 2025 22:17 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Papajar memiliki makna yang mendalam sebagai sarana untuk membersihkan diri secara lahir dan batin serta mempererat tali silaturahmi antar sesama bulan ramadan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tradisi ini juga menjadi momentum untuk memperbaharui niat dan tekad dalam menjalani ibadah puasa, menjadikan bulan Ramadhan lebih khusyuk dan penuh berkah.
Papajar, Tradisi Sunda untuk Sambut Ramadhan
Papajar artinya dikutip dari jurnal Tradisi Papajar Dan Tradisi Munggahan Dalam Perspektif Sosio – Kultural Masyarakat Cianjur oleh Dini Siti (2024) salah satu bentuk persiapan yang dilakukan untuk menyambut bulan suci ramadhan tradisi khas masyarakat Sunda.
Tradisi ini memiliki makna yang mendalam sebagai ajang untuk membersihkan diri, mempererat tali silaturahmi, dan memperbaharui semangat dalam menjalani ibadah puasa.
Papajar bermula ketika para ulama dari berbagai pelosok Cianjur berkumpul di Masjid Agung pusat kota atau alun-alun untuk mengetahui kapan umat Islam mulai berpuasa.
ADVERTISEMENT
Setelah waktu puasa diketahui, para ulama tersebut kembali ke daerahnya masing-masing untuk menyampaikan kepada warganya bahwa puasa akan dilaksanakan sesuai dengan pengumuman yang diterima di Masjid Agung.
Karena para ulama ini menempuh jarak yang cukup jauh dari tempat tinggalnya menuju pusat kota biasanya membawa perbekalan berupa makanan dan minuman. Sembari menunggu pengumuman dari imam besar, menyempatkan diri untuk makan bersama.
Setelah pengumuman selesai, kembali ke daerah masing-masing untuk segera menyampaikan keputusan tersebut kepada masyarakat.
Kebiasaan makan bersama ini akhirnya dikenal dengan nama "papajar", yang berasal dari bahasa Sunda yang berarti menunggu pengumuman hingga terbit fajar atau "mapag pajar".
Di masa lalu, papajar sering kali dilakukan dengan cara mengunjungi Alun-alun Cianjur untuk mendengarkan pengumuman resmi tentang kapan dimulainya bulan puasa.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, masyarakat Cianjur kini sudah bisa mengetahui waktu dimulainya puasa melalui pemberitaan yang disampaikan lewat handphone atau televisi.
Seiring dengan kemajuan teknologi, papajar kini tidak lagi berfokus pada pengumuman tersebut, melainkan lebih kepada kegiatan rekreasi bersama keluarga dan teman.
Masyarakat Cianjur dan sekitarnya mengisi waktu menjelang Ramadhan dengan mengunjungi objek wisata seperti Taman Cibodas, Cirata/Jangari, dan pantai-pantai di Sukabumi, termasuk Pantai Sindangbarang, Pantai Jayanti, dan Pantai Pelabuhan Ratu.
Tidak jarang, pengunjung Pantai Pelabuhan Ratu didominasi warga Cianjur yang melaksanakan papajar. Tradisi papajar, yang dirayakan satu atau dua minggu sebelum Ramadhan, dilakukan dengan pergi ke tempat wisata dan makan bersama.
Kegiatan ini mempererat hubungan sosial dan menciptakan kenangan indah di antara keluarga dan komunitas, serta mempersiapkan hati dan pikiran untuk menjalani bulan suci dengan penuh kedamaian dan keberkahan.
ADVERTISEMENT
Papajar, sebagai tradisi yang kaya akan makna sosial dan budaya tetapi menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Sunda. (shr)