Konten dari Pengguna

Paradigma Utama Sosiologi Menurut George Ritzer yang Perlu Dipahami

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 September 2023 20:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi paradigma utama sosiologi menurut george ritzer, sumber foto: cottonbro studio by pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi paradigma utama sosiologi menurut george ritzer, sumber foto: cottonbro studio by pexels.com
ADVERTISEMENT
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki dan menggunakan berbagai kerangka berpikir atau paradigma. Paradigma utama sosiologi menurut George Ritzer ada tiga bagian.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tidak semua orang mengetahui paradigma dalam sosiologi tersebut. Padahal paradigma dapat melahirkan banyak perspektif dan teori untuk menganalisis berbagai kajian sosiologi.
Dikutip dari buku Sosiologi Pertanian karya Amruddin, Ismiasih, Maman Haeruman Karmana, di bawah ini penjelasan tentang paradigma utama dalam sosiologi menurut George Ritzer.

Paradigma Utama Sosiologi Menurut George Ritzer

Ilustrasi paradigma utama sosiologi menurut george ritzer, sumber foto: Andrea Piacquadio by pexels.com
Paradigma dalam sosiologi dapat melahirkan banyak perspektif dan teori untuk menganalisis berbagai kajian sosiologi di lingkungan masyarakat. Berikut tiga paradigma utama sosiologi menurut George Ritzer:

1. Paradigma Fungsionalisme

Pertama ada paradigma fungsionalisme yang menekankan pada pemahaman tentang bagaimana masyarakat dapat menjadi satu keseluruhan. Serta dapat memandang masyarakat lainnya sebagai sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait.
Paradigma ini lebih terfokus pada integrasi, stabilitas, serta pemeliharaan tatanan sosial. Misalnya seperti teori Fungsionalisme Struktural yang dikemukakan oleh Emile Durkheim.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, teori ini menjelaskan tentang pentingnya fungsi sosial serta peran lembaga dalam menjaga stabilitas dan koherensi sosial.

2. Paradigma Konflik

Selanjutnya ada paradigma konflik yang lebih menekankan pada pertentangan kepentingan, konflik sosial, serta ketidaksetaraan dalam masyarakat. Paradigma konflik ini melihat masyarakat sebagai arena pertempuran antara kelompok yang bersaing untuk kekuasaan bahkan sumber daya.
Contoh dari teori dalam paradigma ini dapat dilihat dari teori konflik yang dikemukakan oleh Karl Marx. Teori dari Karl Marx lebih memfokuskan konflik antara kelas sosial dengan akses yang berbeda terhadap sumber daya.
Bukan hanya itu saja, namun teori ini juga menyoroti peran ekonomi dalam menciptakan sebuah ketidaksetaraan sosial.

3. Paradigma Interaksionisme Simbolik

Terakhir George Ritzer menjelaskan tentang paradigma interaksionisme simbolik. Paradigma ini lebih menekankan pada makna sosial yang diberikan individu serta proses interaksi sosial untuk membentuk pemahaman serta tindakan manusia.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya paradigma ini memandang masyarakat sebagai hasil dari interaksi sosial yang bersifat kompleks dan terus-menerus. Misalnya teori tindakan sosial yang dijelaskan dan dikemukakan oleh Max Weber.
Secara garis besar, paradigma utama sosiologi menurut George Ritzer ada tiga bagian sebagaimana dijelaskan dalam ulasan tersebut. Paradigma ini sebenarnya memiliki peran yang sangat penting untuk membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih tertata. (DSI)