Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Penemu Homo Soloensis dan Sejarah Penemuannya
6 November 2024 22:27 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penemu Homo soloensis adalah sebuah pertanyaan yang serig muncul pada mata pelajaran sejarah . Pertanyaan ini berkaitan dengan masa pra sejarah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penemuan Homo soloensis adalah salah satu temuan penting dalam sejarah evolusi manusia di Indonesia. Penemuan ini juga memperlihatkan bagaimana fosil manusia purba di Indonesia memberi kontribusi dalam penyebaran manusia di Asia.
Penemu Homo Soloensis dan Sejarah Singkatnya
Terdapat berbagai informasi mengenai penemuan Homo soloensis. Berikut adalah penemu Homo soloensis dan sejarah penemuannya berdasarkan situs web discovermagazine.
Homo soloensis pertama kali ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah, pada tahun 1930-an. Penemuan dan penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh antropolog G.H.R. von Koenigswald.
Pada tahun 1931, ahli geologi tersebut menemukan fragmen tengkorak dari lapisan fosil di sepanjang Sungai Bengawan solo di Jawa Tengah. Penggalian ini dilakukan saat Indonesia masih di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT
Selama dua tahun berikutnya, para ahli menemukan 10 spesimen tengkorak lagi dan dua bagian dari tibia. Para ahli geologi mengidentifikasi tulang-tulang itu sebagai milik manusia purba yang sebelumnya tidak ditemukan.
Penemuan-penemuan tersebut dinamakan dengan Homo soloensis. Istilah ini bermakna Manusia Solo , sebutan bagi spesimen tersebut karena ditemukan di Solo.
Penemuan ini telah menjadi bahan keingintahuan para arkeolog sejak penemuannya. Hominid tersebut lebih mirip dengan garis keturunan manusia purba daripada manusia modern, meskipun para peneliti menemukannya di lapisan fosil yang relatif muda.
Komunitas ilmiah hampir kehilangan kesempatan untuk menguji dan menyelidiki sisa-sisa H. soloensis setelah penemuan awal fosil tersebut. Pada tahun 1942, pasukan Jepang menguasai Batavia, yang sekarang dikenal sebagai Jakarta, tempat koleksi tersebut disimpan.
ADVERTISEMENT
Arkeolog terkenal Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald menyembunyikan koleksi tersebut dari para penjajah. Namun, satu bagian tengkorak dikorbankan.
Pejabat Jepang memerintahkan Koenigswald untuk mengirimkan spesimen tersebut kepada Kaisar sebagai hadiah ulang tahun segera setelah invasi awal. Koenigswald dengan enggan mengemas tengkorak tersebut.
H. soloensis, nama spesies yang awalnya diberikan kepada Manusia Solo, sekarang dianggap sebagai nama yang salah. Manusia Solo sebenarnya termasuk dalam garis keturunan manusia yang jauh lebih tua yaitu Homo erectus.
Jadi, penemu Homo soloensis adalah tim ilmuwan yang dipimpin oleh antropolog G.H.R. von Koenigswald. Penemuan ini ditemukan pada tahun 1931. (Fia)