Konten dari Pengguna

Pengaruh Sosialisasi di Keluarga Membentuk Kepribadian Seseorang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
27 November 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sosialisasi di Keluarga Membentuk Kepribadian Seseorang, Foto: Unsplash/Pablo Merchán Montes
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sosialisasi di Keluarga Membentuk Kepribadian Seseorang, Foto: Unsplash/Pablo Merchán Montes
ADVERTISEMENT
Pengaruh sosialisasi di keluarga membentuk kepribadian seseorang secara alami sejak lahir. Sikap dan perilaku yang ditanamkan di rumah akan membentuk fondasi karakter seseorang hingga dewasa nantinya.
ADVERTISEMENT
Mengutip Indonesian Journal of Adult and Community Education, Rina Bastian, dkk., (2020: 19), keluarga merupakan media awal dari proses sosialisasi anak. Melalui keluarga, anak mendapatkan pelajaran mengenai kepribadian, tingkah laku, dan reaksi emosionalnya.

Pengaruh Sosialisasi di Keluarga Membentuk Kepribadian Seseorang

Ilustrasi Sosialisasi di Keluarga Membentuk Kepribadian Seseorang, Foto: Unsplash/National Cancer Institute
Bagaimana sosialisasi di keluarga membentuk kepribadian seseorang? Hal ini menjadi salah satu aspek penting dalam memahami perkembangan individu. Misalnya, anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh kasih sayang cenderung berkepribadian hangat dan percaya diri.
Perkembangan anak akan selalu menjadi pusat perhatian setiap orang tua dalam keluarga. Berikut adalah faktor-faktor sosialisasi keluarga yang membentuk kepribadian.

1. Pola Asuh

Pola asuh dalam keluarga menjadi salah satu faktor utama dalam pembentukan kepribadian. Misalnya, pola asuh otoriter membentuk anak yang cenderung patuh tetapi kurang percaya diri, sedangkan pola asuh permisif dapat membentuk kebiasaan yang impulsif.
ADVERTISEMENT

2. Lingkungan Emosional

Kehangatan dan dukungan emosional di rumah menciptakan rasa aman bagi anggota keluarga. Hal ini akan mendorong perkembangan rasa percaya diri dan kestabilan emosi seseorang. Sebaliknya, keluarga yang terus berkonflik dapat memicu kepribadian yang tertutup.

3. Dinamika Keluarga

Struktur keluarga, seperti jumlah anggota keluarga dan peran dalam keluarga juga mempengaruhi pembentukan kepribadian. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya memberikan perlakuan yang adil agar anak merasa senang ketika bersosialisasi dengan keluarga.

4. Norma Keluarga

Setiap keluarga memiliki norma tertentu, seperti kejujuran, kerja keras, dan disiplin yang diwariskan melalui sosialisasi. Nilai ini akan menjadi dasar pembentukan moral dan etika anak ketika berhadapan dengan masyarakat lain.

5. Kebiasaan Positif

Memberikan contoh kebiasaan baik sejak kecil sangat penting dalam membentuk kepribadian individu. Kebiasaan seperti bangun pagi dan melaksanakan ibadah dengan baik harus diajarkan secara konsisten kepada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Demikianlah pembahasan mengenai pengaruh sosialisasi di keluarga membentuk kepribadian seseorang. Jadi, penting bagi setiap keluarga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan fisik, emosional, dan intelektual anak. (Nabila)