Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Pengertian Disosiatif dalam Sosiologi beserta Bentuknya
24 Oktober 2023 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Disosiatif adalah sebuah konsep penting dalam sosiologi yang merujuk pada suatu jenis interaksi sosial.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini sering kali muncul dalam masyarakat dan memainkan peran kunci dalam memahami dinamika sosial serta konflik yang terjadi di antara individu atau kelompok-kelompok yang berbeda.
Untuk mengetahui penjelasan lengkapnya, simak uraian di bawah ini.
Pengertian Disosiatif dalam Sosiologi
Mengutip buku Ilmu Pengetahuan Sosial, disosiatif adalah sebuah jenis interaksi sosial yang cenderung menciptakan perpecahan dan perselisihan.
Ini berarti individu atau kelompok yang terlibat dalam interaksi disosiatif cenderung memisahkan diri satu sama lain daripada berusaha untuk bekerja sama atau mencapai kesepakatan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu interaksi disosiatif, seperti perbedaan kepentingan, nilai-nilai, norma, dan konflik kepentingan. Ini dapat mengarah pada konflik sosial yang lebih besar di dalam masyarakat.
Bentuk Disosiatif dalam Sosiologi
Berbagai bentuk disosiatif dapat memengaruhi hubungan di dalam masyarakat dan memainkan peran penting dalam dinamika sosial. Berikut ini adalah berbagai bentuk disosiatif dalam sosiologi yang menarik untuk diketahui:
ADVERTISEMENT
1. Kompetisi
Salah satu bentuk disosiatif yang umum adalah kompetisi. Ketika individu atau kelompok bersaing untuk sumber daya yang terbatas, seperti pekerjaan, kekuasaan, atau harta, ini dapat menciptakan disosiasi di antara mereka.
Persaingan ini dapat memicu ketidaksetujuan, konflik, atau ketidakharmonisan.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk disosiatif yang muncul ketika individu atau kelompok memiliki pandangan yang bertentangan atau kontradiktif tentang masalah tertentu.
Ini sering kali terjadi dalam konteks perdebatan politik, agama, atau sosial. Kontravensi dapat mengakibatkan perpecahan di antara mereka yang berbeda pendapat.
3. Konflik Sosial
Konflik sosial adalah bentuk disosiatif yang paling jelas. Ini terjadi ketika konflik fisik atau verbal timbul antara individu atau kelompok yang berbeda.
Konflik sosial dapat berakar dari ketidakpuasan, perbedaan ideologi, atau persaingan sengit, dan dapat memiliki konsekuensi yang serius.
ADVERTISEMENT
4. Pertikaian
Pertikaian dapat muncul, baik antara individu maupun antara kelompok. Ini mencakup ketidaksetujuan, perselisihan, atau perseteruan yang dapat merusak hubungan dan kolaborasi di antara pihak-pihak yang terlibat.
Pertikaian dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti di tempat kerja, dalam keluarga, atau dalam masyarakat.
Disosiatif adalah fenomena yang mendalam dalam sosiologi yang mengacu pada interaksi sosial dan cenderung menciptakan perpecahan dan perselisihan.
Memahami konsep ini membantu kita menggali lebih dalam tentang bagaimana konflik dan perpecahan muncul dalam masyarakat serta upaya-upaya yang dapat diambil untuk mengelolanya.