Konten dari Pengguna

Peran Tokoh Tjut Meutia, Sang Pahlawan Wanita dari Aceh

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
10 Januari 2024 23:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peran Tokoh Tjut Meutia. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peran Tokoh Tjut Meutia. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Peran tokoh Tjut Meutia menjadi kisah perjuangan yang menarik untuk diulas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Inspirasi Pahlawan Indonesia oleh Hafidz Muftisany, Tjut Meutia lahir pada 1 November 1870 di Meulaboh, Aceh. Sosoknya dianggap sebagai salah satu pahlawan Indonesia yang dihormati banyak orang.
Lantas, apa sebenarnya peran dari tokoh Tjut Meutia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?

Peran Tokoh Tjut Meutia

Ilustrasi Peran Tokoh Tjut Meutia. Sumber: Unsplash
Tjut Meutia merupakan sosok pahlawan wanita dari Aceh yang sangat terkenal. Beliau lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara pada 1870. Tjut Meutia adalah anak perempuan satu-satunya dari pasangan Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah.
Tjut Meutia disebutkan pernah menikah sebanyak tiga kali. Suami pertama Tjut Meutia, yaitu Teuku Syamsarif atau Teuku Chik Bintara.
Hubungan keduanya tidak berjalan dengan baik karena perbedaan visi dalam berjuang melawan penjajah. Tjut Meutia merasa suaminya menjalin kerja sama dengan pihak Belanda.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, Tjut Meutia menikah kembali dengan Teuku Chik Muhammad atau Teuku Chik Tunong. Pasangan ini kompak melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda.
Sayangnya, Teuku Chik Tunong harus kehilangan nyawa akibat dieksekusi Belanda di tepi laut Kota Lhokseumawe. Atas wasiat sang suami, Tjut Meutia menikah dengan Pang Nanggroe yang merupakan sahabat Chik Tunong.
Bersama dengan Pang Nanggroe, Tjut Meutia kembali berjuang melawan pendudukan Belanda. Pang Nanggroe tewas pada 26 September 1910 dalam pertempuran dengan Belanda.
Walaupun sudah tidak didampingi suami, Tjut Meutia tetap melanjutkan perjuangan. Tjut Meutia bersama sang anak hidup berpindah-pindah supaya tidak ditangkap Belanda. Meski demikian, Tjut Meutia tetap semangat melawan Belanda.
Sekitar satu bulan setelah ditinggal suaminya, pada 24 Oktober 1910, Tjut Meutia dan pasukannya bentrok dengan pasukan Belanda. Pada kejadian tersebut, Tjut Meutia terkena tembakan yang dilayangkan pasukan Belanda yang mengakibatkan luka tembak.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, Tjut Meutia meninggal di Alue Kurieng yang kemudian dimakamkan di Gunung Lipeh.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai peran tokoh Tjut Meutia.(LAU)