Konten dari Pengguna

Perbedaan antara Konsep Sinkronis dengan Diakronik dalam Sejarah serta Contohnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
13 Oktober 2024 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik, Foto: Pixabay/qimono
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik, Foto: Pixabay/qimono
ADVERTISEMENT
Perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik terletak pada pola waktu yang berbeda. Pada konsep sinkronis dikatakan memiliki pola waktu secara terstruktur, sedangkan konsep diakronik memiliki pola waktu yang panjang.
ADVERTISEMENT
Dari kedua konsep antara sinkronis dengan diakronik juga memiliki perbedaan pada ciri-cirinya. Konsep sinkronis lebih mempelajari peristiwa di masa tertentu, sedangkan diakronik lebih mengutamakan dimensi waktu.

Perbedaan antara Konsep Sinkronis dengan Diakronik dalam Sejarah

Ilustrasi perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik, Foto: Pixabay/132369
Dikutip dalam buku Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia, Veni Rosfenti, (2020: 8-11) Perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik terletak pada pola waktu yang berbeda.
Pada konsep sinkronis merupakan cara berpikir meluas di dalam ruangan tetapi di dalam waktu. Pendekatan pada sinkronis ini biasa terjadi di dalam ilmu-ilmu sosial.
Sinkronis ini lebih menekankan pada struktur, yang artinya meluas dalam ruangan. Pendekatan sinkronis ini menganalisa sesuatu hal pada titik tertentu, titik tetap pada waktunya.
Dalam sinkronis ini menekankan apabila sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk menceritakan urutan kejadian, namun menerangkan kejadian tersebut dengan mengkaji sebab-sebabnya.
ADVERTISEMENT
Untuk konsep diakronik dalam sejarah merupakan cara berpikir kronologis atau berurutan di dalam menganalisis sesuatu. Dalam konsep diakronik diuraikan dengan prinsip memanjang dalam waktu, namun menyempit dalam ruang.
Artinya, konsep diakronik ini tidak memerlukan pembahasan secara mendalam terhadap suatu aspek peristiwa, namun peristiwa tersebut akan difokuskan secara berurutan sejak awal hingga akhir.
Sejarah dalam ilmu diakronik lebih mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu kejadian atau peristiwa tertentu yang terjadi di suatu tempat menyesuaikan dengan urutan waktu kejadiannya.
Dalam urutan diakronik ini sejarah berupaya untuk menganalisis perubahan atau evolusi suatu hal dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang dapat menilai bahwa perubahan tersebut terjadi sepanjang masa.
Ahli sejarawan biasanya menggunakan pendekatan ini untuk dapat menganalisis mengenai dampak perubahan variabel pada suatu kejadian. Hal ini dapat membantu sejarawan untuk mengendalikan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya ialah cara berpikir dalam sejarah menggunakan konsep diakronik yaitu memanjang dalam waktu dan mengutamakan proses kejadian suatu peristiwa, contohnya sejarah tanam paksa.
Untuk berpikir dalam ilmu sosial lebih menggunakan sinkronis yang berarti memanjang dalam ruang serta mengutamakan struktur dalam peristiwa, contohnya latar belakang sejarah tanam paksa.
Hal di atas merupakan perbedaan antara konsep sinkronis dengan diakronik yang dapat diketahui dalam sejarah.