Konten dari Pengguna

Prinsip Primus Interpares pada Masa Bercocok Tanam dan Pengaruhnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
7 November 2024 21:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Prinsip Primus Interpares pada Masa Bercocok Tanam, Foto: Unsplash/Bruno van der Kraan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Prinsip Primus Interpares pada Masa Bercocok Tanam, Foto: Unsplash/Bruno van der Kraan
ADVERTISEMENT
Ketika manusia purba mulai meninggalkan gaya hidup berburu dan mengumpulkan makanan, muncul prinsip primus interpares pada masa bercocok tanam. Prinsip ini diterapkan untuk model kepemimpinan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Buku Siswa Sejarah Indonesia SMA/MA Kelas 10, Windriati, S.Pd., (2021: 67), kehidupan bercocok tanam terjadi pada masa neolitikum. Kondisi ini ditandai dengan perubahan pola hidup yang mulai tinggal secara menetap dan membangun pemukiman.

Masa Bercocok Tanam

Ilustrasi Prinsip Primus Interpares pada Masa Bercocok Tanam, Foto: Unsplash/Mario La Pergola
Kehidupan manusia pada masa bercocok tanam lebih dikenal dengan food producing. Dari pemukiman-pemukiman kecil tersebut, secara perlahan terbentuklah desa-desa yang masih sederhana dengan pertanian sebagai dasar perekonomiannya.
Untuk mempertahankan keharmonisan dan keteraturan, masyarakat purba memerlukan sosok pemimpin. Kehadiran pemimpin diharapkan dapat mengatur pengelolaan sumber daya dan memastikan setiap anggota memperoleh bagian yang adil.
Kemajuan yang dicapai oleh manusia purba pada masa bercocok tanam dapat dilihat dari alat-alat kehidupan yang dibuat. Alat-alat kehidupan tersebut telah dibuat dengan halus, memiliki nilai seni, dan fungsi yang beragam.
ADVERTISEMENT

Prinsip Primus Interpares pada Masa Bercocok Tanam

Ilustrasi Prinsip Primus Interpares pada Masa Bercocok Tanam, Foto: Unsplash/Michael Behrens
Prinsip primus interpares pada masa bercocok tanam diterapkan dalam sistem kepemimpinan manusia purba. Pemimpin dipilih berdasarkan kekuatan fisik, karisma, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara efektif.
Pemimpin dipandang sebagai yang berpengalaman, tetapi tetap setara dengan penduduk lainnya. Selain untuk memecahkan masalah, pemimpin cukup bertugas untuk mengarahkan kegiatan bercocok tanam.
Prinsip primus interpares memiliki kelebihan yaitu terbentuknya ikatan solidaritas dan kerjasama yang erat antar anggota. Masyarakat purba pada masa bercocok tanam mulai hidup harmonis dan bersatu.

Pengaruh Prinsip Primus Interpares

Ilustrasi Prinsip Primus Interpares pada Masa Bercocok Tanam, Foto: Unsplash/Antonio Janeski
Prinsip primus interpares mendorong berkembangnya nilai-nilai sosial yang masih relevan hingga masa kini. Nilai sosial yang dapat diambil yaitu gotong royong, kebersamaan, kesetaraan, dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Nilai kepemimpinan primus interpares dapat dilihat dari organisasi yang menerapkan struktur kepemimpinan demokratis. Pada sistem kepemimpinan demokratis, semua anggota memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan penting.
Demikianlah pembahasan prinsip primus interpares pada masa bercocok tanam. Prinsip ini mencerminkan hidup manusia purba pada masa bercocok tanam yang mengalami kemajuan. (Nabila)