Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sastrawan Indonesia yang Meraih 6 Kali Nominasi Penghargaan Nobel Kesusastraan
7 Januari 2025 21:03 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kehebatan karyanya telah menginspirasi banyak orang dan membawa Indonesia ke panggung internasional.
Pencapaian ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya peran sastra dalam membangun kebudayaan global.
Sastrawan Indonesia yang Meraih 6 Kali Nominasi Penghargaan Nobel Kesusastraan
Siapakah sastrawan Indonesia yang pernah meraih 6 kali nominasi penghargaan Nobel di bidang sastra? Jawabannya adalah Pramoedya Ananta Toer .
Pramoedya meraih nominasi penghargaan Nobel Sastra sebanyak enam kali selama karier sastranya yang panjang. Namun, ia tidak pernah memperoleh penghargaan tersebut.
Meskipun demikian, pengaruhnya dalam dunia sastra Indonesia dan dunia internasional tidak terbantahkan.
Mengutip dari dapobas.kemdikbud.go.id, Pramoedya lahir pada 6 Februari 1925 di Blora, Jawa Tengah. Sejak muda ia sudah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap dunia sastra.
ADVERTISEMENT
Ia dikenal sebagai penulis yang mampu menggambarkan dengan tajam kondisi sosial-politik Indonesia, terutama dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Tetralogi Pulau Buru, yang terdiri dari empat novel, yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Karya-karya ini menggambarkan pergulatan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, sekaligus menjadi cerminan keteguhan dan perjuangan masyarakat Indonesia pada masa itu.
Karier sastra Pramoedya tidak hanya diwarnai oleh prestasi, tetapi juga tantangan besar.
Selama hidupnya, ia harus menghadapi sejumlah hambatan, termasuk pengasingan di Pulau Buru selama beberapa tahun akibat keterlibatannya dalam politik dan konflik ideologi.
Selama masa pengasingan ini, Pramoedya tetap produktif menulis, dan banyak karyanya yang kemudian diterbitkan di luar negeri meskipun dilarang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Buku-bukunya yang terkenal, seperti Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa, diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing dan mendapat sambutan luar biasa dari pembaca di seluruh dunia.
Selain karya-karya fiksi, Pramoedya juga dikenal atas pandangan dan kritik sosialnya terhadap ketidakadilan dan penindasan.
Di luar dunia sastra, dia adalah seorang aktivis yang mendukung kebebasan berbicara dan melawan tirani, sesuatu yang tercermin dalam banyak tulisannya.
Karena komitmennya terhadap kebebasan ekspresi dan keadilan sosial, Pramoedya menjadi salah satu penulis yang paling dihormati di dunia, meskipun karyanya sering kali terhalang oleh kekuasaan politik di tanah air.
Dia mendapat banyak penghargaan, termasuk Penghargaan Magsaysay pada tahun 1995. Penghargaan Nobel Sastra seolah menjadi satu-satunya yang tidak dapat diraih Pramoedya.
ADVERTISEMENT
Proses pencalonan yang dilakukan sebanyak enam kali merupakan bukti pengakuan global atas kualitas karyanya.
Pramoedya dianggap sebagai salah satu penulis terbaik dunia yang mampu menggali sejarah, identitas, dan perjuangan manusia dengan cara yang sangat mendalam dan penuh empati.
Pada tahun 2006, Pramoedya Ananta Toer meninggal dunia di Jakarta, tetapi warisannya dalam dunia sastra terus hidup.
Karya-karyanya masih menjadi bacaan penting bagi generasi-generasi yang tertarik pada sejarah, kebudayaan, dan perlawanan terhadap penindasan.
Pramoedya tetap dikenang sebagai sastrawan Indonesia yang meraih 6 kali nominasi penghargaan Nobel Sastra, meskipun ia tidak pernah menerima penghargaan tersebut.
Meskipun Pramoedya tidak mendapatkan Nobel, tidak ada yang bisa menghapuskan pengaruh dan kontribusinya terhadap kesusastraan Indonesia dan dunia.
ADVERTISEMENT
Karya-karya besar Pramoedya, terutama yang berasal dari masa-masa sulit dalam hidupnya, tetap menjadi sumber inspirasi bagi banyak pembaca dan penulis di seluruh dunia.
Pramoedya Ananta Toer tetap dikenang sebagai sastrawan Indonesia yang meraih 6 kali nominasi penghargaan nobel kesusastraan meskipun tidak pernah memenangkannya. (Shofia)
Live Update
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini