Konten dari Pengguna

Sejarah Bir Pletok, Minuman Khas Betawi

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
15 Februari 2025 21:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Bir Pletok, Unsplash/BENCE BOROS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Bir Pletok, Unsplash/BENCE BOROS
ADVERTISEMENT
Sejarah bir pletok mencerminkan kreativitas masyarakat Betawi dalam menciptakan minuman tradisional yang unik.
ADVERTISEMENT
Minuman bir pletok sebagai identitas budaya juga diketahui hadir pada acara perhelatan budaya orang Betawi seperti pernikahan, sunatan, hari lahir, dan hari perayaan budaya yang kini telah menjadi ikon Betawi.

Sejarah Bir Pletok

Ilustrasi Sejarah Bir Pletok, Unsplash/Gerrie van der Walt
Dikutip dari buku Sastra Rempah, Aprinus Salam, dkk., (589-594), dalam sejarah bir pletok, meski tidak diketahui dengan persis waktu kehadirannya, minuman bir pletok telah ada sejak meneer dan mevrouw Belanda di Batavia.
Penamaan bir pletok tidak lepas dari eksistensi masyarakat pribumi dan bangsa Belanda kala itu. Zaman dahulu, ketika masa penjajahan Belanda, warga pribumi tidak mau kalah dengan penjajah yang suka main bir.
Oleh sebab itu, warga pribumi menciptakan minuman sendiri yang fungsinya hampir sama, menghangatkan tubuh.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan nama pletok sendiri, setidaknya ada 3 cerita yang mendasari.
Pertama, diambil dari bunyi pletok yang keluar dari bambu karena hasil pencampuran bahan-bahannya. Kedua, bunyi pletok dari es batu yang beradu di dalam teko berisi bir itu.
Ketiga, bunyi pletok yang berasal dari kulit secang yang adalah salah satu bahan minuman tersebut.
Sejarawan JJ Rizal menjelaskan sejarah bir pletok di Betawi sebagai tiruan anggur barat tanpa alkohol.
Menurutnya, bir pletok yang terbuat dari aneka rempah-rempah berkhasiat untuk kesehatan. Orang pribumi saat itu banyak menyaksikan orang Belanda berpesta. Ukuran kemewahannya adalah seberapa banyak anggur yang dikeluarkan.
Menyaksikan tingkah orang Belanda ini, timbul iri di hati warga pribumi sekaligus ingin juga mencicipi anggur buatan Belanda tetapi itu merupakan minuman keras dan haram dalam Islam.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bagi orang pribumi budaya itu terlalu jauh. Peniruan yang dilakukan oleh orang pribumi adalah membuat bir pletok yang mengadaptasi bir orang Eropa.
Bentuknya hampir sama dengan bir orang Eropa tetapi tidak mengandung alkohol sebagai bentuk perlawanan orang pribumi bahwa bir pletok yang dibuat adalah bir racikan sendiri dari rempah-rempah.
Bentuk perlawanan warga pribumi ini sesuai dengan ajaran agama yang diyakini bahwa diharamkan meminum khamar (minuman beralkohol) karena termasuk perbuatan setan.
Berdasarkan sejarah bir pletok, Indonesia, khususnya Betawi, patut berbangga dengan adanya bir pletok di tengah hadirnya berbagai minuman produksi dari berbagai daerah dan bangsa di dunia.
Jika wine diakui sebagai warisan kekayaan dunia, bir pletok sebagai saingannya pada zaman kolonial dari masa lalu dapat dijadikan warisan kekayaan dunia terutama pada kombinasi rempahnya. (Mey)
ADVERTISEMENT