news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sejarah Eijkman, Lembaga Biologi Molekuler yang Melebur dengan BRIN

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
13 Maret 2025 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Eijkman, Lembaga Biologi Molekuler yang Melebur dengan BRIN, Pexels/Edward Jenner
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Eijkman, Lembaga Biologi Molekuler yang Melebur dengan BRIN, Pexels/Edward Jenner
ADVERTISEMENT
Sejarah Eijkman berkaitan erat dengan perkembangan ilmu kedokteran dan penelitian biomedis di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lembaga ini didirikan pada masa kolonial Belanda dengan tujuan utama meneliti berbagai penyakit tropis yang banyak ditemukan di wilayah Hindia Belanda.
Seiring waktu, Eijkman mengalami berbagai perubahan, termasuk dalam peran dan fungsinya, hingga akhirnya menjadi pusat penelitian biologi molekuler yang berkontribusi besar dalam bidang kesehatan.

Sejarah Eijkman

Ilustrasi Sejarah Eijkman, Pexels.Edward Jenner
Sejarah Ejikman adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, atau dikenal sebagai Eijkman Institute, merupakan salah satu lembaga penelitian biologi molekuler terkemuka di Indonesia.
Mengutip dari indonesia.go.id, Lembaga Eijkman lahir pada tanggal 1 Juli 1888 sebagai laboratorium penelitian medis yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Batavia (sekarang Jakarta).
Nama lembaga ini diambil dari ilmuwan Belanda, Christiaan Eijkman, yang berhasil menemukan penyebab penyakit beri-beri dan memperoleh Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1929.
ADVERTISEMENT
Penelitian Eijkman membuktikan bahwa beri-beri disebabkan oleh kekurangan vitamin B1 (tiamin), sebuah penemuan penting dalam dunia kedokteran.
Pada tahun 1888, laboratorium medis yang menjadi cikal bakal Lembaga Eijkman didirikan di Batavia (sekarang Jakarta). Christiaan Eijkman menjadi direktur pertamanya dan melakukan penelitian terkait penyakit tropis.
Pada tahun 1938, laboratorium ini diberi nama Instituut Eijkman sebagai penghormatan atas kontribusinya. Setelah mengalami berbagai perubahan, termasuk masa pendudukan Jepang, lembaga ini sempat ditutup pada 1960-an.
Pada tahun 1992, Lembaga Eijkman dihidupkan kembali oleh Menteri Riset dan Teknologi saat itu, B.J. Habibie.
Sejak saat itu, lembaga ini berperan dalam berbagai penelitian penting, seperti studi mengenai penyakit menular, pengembangan vaksin, dan penelitian genom manusia.
ADVERTISEMENT
Eijkman Institute juga terlibat dalam riset kesehatan nasional, termasuk pengembangan vaksin Merah Putih sebagai bagian dari upaya kemandirian vaksin Indonesia.
Pada 22 September 2021, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman resmi menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Integrasi ini bertujuan untuk menyatukan berbagai lembaga penelitian dalam satu koordinasi guna meningkatkan efektivitas riset nasional.
Setelah peleburan, lembaga ini berganti nama menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN.
Diharapkan, peleburan ini dapat memperkuat penelitian di bidang biologi molekuler dan meningkatkan inovasi di sektor kesehatan di Indonesia.
Itulah penjelasan mengenai sejarah Eijkman, lembaga yang kini melebur dengan BRIN.
ADVERTISEMENT