Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Gedung Cak Durasim, Jejak Seni dan Budaya di Surabaya
10 Maret 2025 18:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Surabaya tidak hanya dikenal sebagai kota pahlawan, tetapi juga sebagai pusat perkembangan seni dan budaya di Jawa Timur. Sejarah Gedung Cak Durasim adalah sebuah informasi yang bermanfaat bagi para wisatawan.
ADVERTISEMENT
Salah satu saksi bisu perjalanan seni di kota ini adalah Gedung Cak Durasim. Gedung ini adalah sebuah tempat yang menjadi rumah bagi berbagai pertunjukan seni tradisional dan kontemporer.
Sejarah Gedung Cak Durasim
Terdapat berbagai hal menarik di dalam sejarah Gedung Cak Durasim. Berikut adalah sejarah Gedung Cak Durasim, yang merupakan jejak seni dan budaya di Surabaya berdasarkan situs web disbudporapar.surabaya.
1. Era Penjajahan Belanda
Gedung Cak Durasim memiliki nama lain Gedung Taman Budaya. Gedung ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat seni dan budaya di Surabaya.
Pada awal abad ke-18, tepatnya tahun 1709, gedung ini berfungsi sebagai Kadipaten Soerabaia. Setelah peristiwa pembunuhan Kyai Adiati Jangrono II di Kartosura pada akhir tahun tersebut, penjajah Belanda membubarkan Kadipaten Soerabaia.
ADVERTISEMENT
Belanda membaginya menjadi dua bupati, yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Tempat ini berlokasi di Jalan Gentengkali 85 yang hingga kini masih dikenal sebagai Kadipaten.
Pada masa perjuangan kemerdekaan, gedung ini memainkan peran penting sebagai pusat aktivitas pergerakan. Setelah pertempuran November 1945 gedung ini sempat ditinggalkan tanpa pengelolaan karena mengalami kerusakan akibat serangan mortir.
2. Setelah Kemerdekaan Hingga Kini
Nama "Cak Durasim" diambil dari seorang seniman ludruk legendaris asal Surabaya, Durasim Gondoredjo. Seniman ini dikenal karena dedikasinya dalam mempertahankan dan mengembangkan kesenian tradisional Jawa Timur, khususnya ludruk.
Cak Durasim lahir, tumbuh, dan meninggal di Surabaya. Hal ini menjadikannya sosok yang melekat erat dengan identitas budaya kota Surabaya.
Saat ini, Gedung Cak Durasim berfungsi sebagai Taman Budaya yang menjadi pusat berbagai kegiatan seni dan budaya di Surabaya . Gedung menjadi tempat pertunjukan seni tradisional seperti ludruk dan ketoprak.
ADVERTISEMENT
Gedung ini juga berperan sebagai ruang bagi seniman kontenporer untuk mengekspresikan karya. Dengan fasilitas yang memadai, gedung ini sering digunakan untuk pementasan teater, tari, musik, dan pameran seni rupa.
Fasilitas yang lengkap di gedung ini menjadikannya pusat kreativitas yang vital bagi komunitas seni di Surabaya. Keberadaan Gedung Cak Durasim sebagai Taman Budaya mencerminkan komitmen Surabaya dalam melestarikan warisan budaya dan perkembangan seni.