Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Gedung Kembar Purwakarta, Warisan Arsitektur Bersejarah
3 Maret 2025 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Gedung Kembar Purwakarta memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan kota Purwakarta, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Gedung ini, yang dikenal dengan arsitektur khas kolonial, dibangun pada masa pemerintahan Belanda dan menjadi salah satu saksi bisu dari berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang terjadi di wilayah tersebut.
Sejarah Gedung Kembar Purwakarta
Sejarah Gedung Kembar Purwakarta, dua bangunan megah dengan gaya arsitektur Eropa tempo dulu, telah menjadi salah satu ikon bersejarah yang menyimbolkan kejayaan masa lalu kota Purwakarta.
Terletak di Jalan Kolonel Kornel Singawinata, tepatnya di Kampung Ceplak, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta.
Kedua bangunan ini berdiri berdampingan dengan bentuk yang sangat mirip sehingga masyarakat setempat menamainya sebagai "Gedung Kembar."
Bangunan ini memiliki sejarah yang sangat kaya, yang dimulai pada awal abad ke-20. Menurut penuturan salah satu tokoh masyarakat Purwakarta, R.H. Garsubagja B.
ADVERTISEMENT
Gedung Kembar dibangun oleh dua pedagang keturunan Cina yang memiliki hak guna usaha (HGU) di area tersebut.
Keberadaan gedung ini sangat strategis karena pada masa itu kawasan Kampung Ceplak merupakan pusat keramaian, pasar, dan terminal, serta berdekatan dengan stasiun kereta api.
Gedung yang berada di sebelah selatan jalan, kini berfungsi sebagai perpustakaan, sebelumnya dikenal sebagai toko kamera dan studio foto.
Sementara itu, gedung di sebelah utara, yang lebih dikenal dengan nama Toko Janam, dulunya merupakan toko sepatu terbesar di Purwakarta.
Namun, setelah Jepang masuk ke Indonesia pada masa penjajahan, kedua pemilik toko ini meninggalkan bangunan tersebut dan tidak pernah kembali.
ADVERTISEMENT
Gedung-gedung tersebut kemudian sempat ditinggalkan kosong, dihuni oleh beberapa warga, dan bahkan digunakan sebagai tempat tinggal.
Ada juga cerita yang menyebutkan bahwa selama masa Revolusi Kemerdekaan, Gedung Kembar sempat digunakan sebagai markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR).
Meskipun demikian, gedung-gedung ini tidak pernah berfungsi sebagai markas militer resmi. Pada tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Purwakarta memutuskan untuk mengambil alih dan rehabilitasi Gedung Kembar.
Dengan tujuan untuk melestarikan bangunan bersejarah ini sesuai dengan bentuk aslinya. Renovasi yang dilakukan bertujuan untuk menjaga warisan sejarah dan arsitektur yang ada, sekaligus menjadikannya sebagai salah satu tempat penting yang patut dipertahankan.
Dalam proses rehabilitasi ini, Gedung Kembar tidak hanya dikembalikan fungsinya sebagai ikon bersejarah, tetapi juga menjadi simbol penting bagi masyarakat Purwakarta.
ADVERTISEMENT
Gedung Kembar, yang dibangun sekitar tahun 1902, saat itu tidak menggunakan kerangka besi melainkan bahan batu bata, sehingga proses pembangunannya hanya memakan waktu sekitar 1,5 tahun.
Kini, seiring dengan perkembangan zaman, Gedung Kembar menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang Purwakarta dan terus berdiri megah di tengah kota, membawa nilai sejarah yang mendalam.
Sebagai simbol kekuatan arsitektur dan budaya, Gedung Kembar tetap menjadi bagian penting dari identitas kota Purwakarta yang tak akan terlupakan. (shr)