news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sejarah Gedung Kuning Ungaran yang Melegenda

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
10 Maret 2025 18:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Gedung Kuning Ungaran yang Melegenda, Unsplash/Fons Heijnsbroek
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Gedung Kuning Ungaran yang Melegenda, Unsplash/Fons Heijnsbroek
ADVERTISEMENT
Sejarah Gedung Kuning Ungaran berkaitan erat dengan perkembangan pemerintahan dan budaya di Kabupaten Semarang.
ADVERTISEMENT
Bangunan yang memiliki ciri khas arsitektur kolonial ini telah menjadi saksi berbagai peristiwa penting sejak masa penjajahan hingga era modern.
Terletak di pusat kota Ungaran, Gedung Kuning tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi pada masanya, tetapi juga memiliki nilai historis yang tinggi sebagai bagian dari warisan budaya lokal.

Sejarah Gedung Kuning Ungaran

Ilustrasi Sejarah Gedung Kuning Ungaran, Unsplash/Stas Muravev
Mengutip dari sibangunkeren.dpubinmarcipka.jatengprov.go.id, Sejarah Gedung Kuning Ungaran bermula pada masa kolonial Belanda, ketika bangunan ini didirikan sekitar tahun 1916 hingga 1919 di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Gedung ini awalnya difungsikan sebagai rumah tinggal bagi pejabat tinggi Belanda dan rumah singgah bagi pejabat kolonial yang melakukan inspeksi perkebunan kopi di sekitar wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Bangunan ini memiliki ciri khas berwarna kuning dengan ornamen kepala singa di setiap sudutnya, melambangkan status elite pemiliknya pada masa itu. Tulisan di bagian atas gedung bertuliskan "1916 ENDEDESPEREERT NIMMER 1919" yang merupakan slogan dari klub sepak bola Belanda, Ajax Amsterdam.
Setelah Indonesia merdeka, Gedung Kuning masih digunakan dalam beberapa periode, tetapi akhirnya ditinggalkan menjelang peristiwa G30S PKI. Sejak saat itu, bangunan ini mengalami kerusakan parah. Atapnya roboh, catnya mengelupas, dan dindingnya berlumut serta mengalami pelapukan. Namun, bagian barat bangunan masih digunakan sebagai rumah asrama oleh anggota Kodim dengan kondisi yang lebih terawat.
Saat ini, status kepemilikan Gedung Kuning masih diperdebatkan. PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengklaim gedung ini sebagai asetnya, kemungkinan karena pemilik awalnya adalah pejabat KAI, tetapi klaim tersebut tidak didukung bukti resmi. Sementara itu, ahli waris gedung tengah mengurus hak kepemilikan melalui proses persidangan.
ADVERTISEMENT
Sebagai bangunan cagar budaya, Gedung Kuning memiliki nilai sejarah yang besar. Sayangnya, kondisi fisiknya yang memprihatinkan memerlukan upaya pelestarian agar tetap terjaga dan bisa menjadi warisan sejarah bagi generasi mendatang.
Itulah penjelasan mengenai sejarah Gedung Kuning Ungaran yang melegenda. (Sila)