Konten dari Pengguna

Sejarah Gereja Sion, Gereja Tertua di Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
18 Februari 2025 11:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Gereja Sion. Pexels/Francesco Ungaro
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Gereja Sion. Pexels/Francesco Ungaro
ADVERTISEMENT
Sejak awal berdirinya, sejarah Gereja Sion telah mengalami perjalanan yang panjang hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Gereja Sion di Jakarta adalah gereja tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1695. Gereja ini juga dikenal dengan nama Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis.
Gereja Sion terletak di Jalan Pangeran Jayakarta No. 1, Jakarta Barat. Gereja ini buka setiap hari untuk umum.

Sejarah Gereja Sion

Ilustrasi sejarah gereja tiberias, foto: unsplash/Debby Hudson
Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id dan Instagram @dkijakarta, sejarah Gereja Sion dimulai dari awalnya pembangunannya yang dilakukan oleh pemerintah Belanda untuk orang-orang Mardijkers, yaitu keturunan Portugis yang dibebaskan dari perbudakan.
Gereja Sion sendiri dibangun di atas lahan pemakaman yang juga digunakan sebagai tempat belajar agama Kristen Protestan bagi budak-budak Portugis.
Sebelah barat gereja terdapat beberapa makam yang tersisa, salah satunya yaitu Gubernur Jenderal Henric Zwaardcroon (1728).
ADVERTISEMENT
Pembangunan gereja ini diprakarsai oleh Pieter van Hoorn, anak Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada saat itu.
Pada awalnya, gereja ini bernama "De Nieuwe Portugese Buitenkerk", yang berarti "Gereja Portugis Baru di Luar Tembok Kota". Nama ini diberikan karena lokasinya yang berada di luar tembok kota Batavia (nama lama Jakarta).
Pada tahun 1951, gereja ini berganti nama menjadi Gereja Sion. Nama ini diambil dari Bukit Sion di Yerusalem, yang merupakan tempat penting dalam agama Kristen.
Gereja Sion memiliki arsitektur yang unik, campuran antara gaya Portugis dan Yunani klasik.
Bangunan gereja berbentuk persegi panjang dengan atap yang tinggi dan menara lonceng di bagian utara serambi gereja. Lonceng ini termasuk lonceng tertua ketiga di Indonesia, buatan tahun 1675.
ADVERTISEMENT
Interior di dalam gereja sangat menarik. Terdapat banyak 7 jendela kaca patri yang besar dan indah, serta sebuah mimbar kayu yang megah.
Selain itu, gereja memiliki koleksi kursi besar berukir yang dibuat pada pertengahan abad ke 17, kemudian sebuah Orgel yang masih berfungsi ditaruh di atas balkon gereja.
Orgel yang ada di gereja ini merupakan pemberian atau hibah dari putri Pendeta John Maurits Moor pada tahun 1860. Alat musik ini juga masih digunakan sampai sekarang.
Pintu utama terdapat di utara dan pintu lainnya berada di sebelah barat.
Saat ini, Gereja Sion masih digunakan sebagai tempat ibadah oleh jemaat Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB). Gereja ini juga menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Demikian sejarah Gereja Sion dan perkembangannya. Jika tertarik untuk mengunjungi Gereja Sion, pengunjung dapat menghubungi pengurus gereja untuk informasi lebih lanjut.