Konten dari Pengguna

Sejarah Goa Cerme, Tempat Pertemuan Wali Songo dan Penyebaran Islam di Jawa

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
21 Februari 2025 19:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Goa Cerme. Foto: Pexels.com/cottonbro studio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Goa Cerme. Foto: Pexels.com/cottonbro studio
ADVERTISEMENT
Sejarah Goa Cerme berkaitan erat dengan perjalanan dakwah Islam di Pulau Jawa sejak masa Wali Songo.
ADVERTISEMENT
Tempat ini tidak hanya menjadi situs bersejarah, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitar. Keindahan serta keberadaan sumber air di dalamnya menjadikan goa ini memiliki nilai lebih bagi para pengunjung.

Sejarah Goa Cerme

Ilustrasi sejarah Goa Cerme. Foto: Pexels.com/James Wheeler
Dikutip dari desagiritirto.gunungkidulkab.go.id, sejarah Goa Cerme bermula pada tahun 1800, ketika ditemukan oleh Wali Songo.
Goa ini digunakan sebagai tempat berkumpul untuk membahas ajaran Islam dan strategi dakwah di berbagai wilayah.
Keberadaannya memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di Pulau Jawa, terutama bagi komunitas yang berusaha mempertahankan nilai-nilai keislaman.
Pada tahun 1983, mata air di dalam goa mulai dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Keberadaan sumber air ini menarik perhatian Yayasan Bethesda yang kemudian membangun akses menuju goa agar lebih mudah dijangkau.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Goa Cerme tidak hanya menjadi situs bersejarah, tetapi juga berkembang sebagai destinasi wisata yang dikelola secara resmi.
Goa Cerme terletak di perbatasan Kabupaten Gunungkidul dan Bantul, tepatnya di Padukuhan Ploso, Kalurahan Giritirto, Kapanewon Purwosari.
Goa ini memiliki panjang sekitar 1,2 km dengan kondisi di dalamnya yang dipenuhi aliran air. Pengunjung yang memasuki goa akan merasakan pengalaman unik karena harus berjalan melewati genangan air yang mengalir sepanjang tahun.
Di dalam goa, terdapat formasi stalaktit dan stalagmit yang indah, termasuk struktur unik seperti sodastraw, moonmilk, dan flowstone.
Selain itu, terdapat air terjun kecil yang semakin menambah daya tarik goa ini, terutama saat musim hujan ketika debit air meningkat.
Keindahan alam di dalam Goa Cerme menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi petualangan bawah tanah.
ADVERTISEMENT
Sebelum tahun 2000, masyarakat sekitar memanfaatkan mata air Goa Cerme dengan cara mengambil langsung dari dalam goa menggunakan jeriken dan penerangan obor.
Kemudian, pada tahun 2000-2010, Kalurahan Giritirto mendapatkan bantuan dari Kementerian ESDM melalui program KKN Atma Jaya untuk membangun sistem pengangkatan air berbasis tenaga surya.
Air tersebut ditampung dalam bak induk dan dialirkan ke rumah-rumah warga menggunakan jaringan pipa.
Pada tahun 2010-2018, sistem distribusi air semakin berkembang dengan pemanfaatan tenaga listrik untuk mengalirkan air ke berbagai titik.
Mulai tahun 2018, jaringan pipa SR digunakan untuk mendistribusikan air secara lebih luas melalui Program Pamsimas dengan pengelolaan oleh Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman Kabupaten Gunungkidul.
Secara keseluruhan, sejarah Goa Cerme tidak hanya mencerminkan perjalanan dakwah Islam, tetapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Keberadaannya tetap terjaga hingga saat ini sebagai warisan budaya dan sumber daya alam yang bernilai tinggi. (Shofia)