Konten dari Pengguna

Sejarah Hari Film Nasional yang Penuh Inspirasi

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
29 Maret 2025 20:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Hari Film Nasional. Pexels/bregonia D. Toretto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Hari Film Nasional. Pexels/bregonia D. Toretto
ADVERTISEMENT
Sejarah Hari Film Nasional menjadi bagian penting dalam perjalanan perfilman Indonesia. Setiap 30 Maret, peringatan ini dirayakan sebagai bentuk apresiasi terhadap industri film yang telah memberikan banyak kontribusi bagi budaya nasional.
ADVERTISEMENT
Penetapan tanggal ini bukan tanpa alasan, melainkan berdasarkan momen bersejarah dalam dunia perfilman Indonesia.

Sejarah Hari Film Nasional

Ilustrasi Sejarah Hari Film Nasional. Pexels/Erik Uruci
Dikutip dari buku Sejarah Perfilman Indonesia, Misbach Yusa Biran, 2009:134, disebutkan bahwa sejarah Hari Film Nasional berawal dari produksi film Darah dan Doa yang mulai syuting pada 30 Maret 1950.
Film ini disutradarai oleh Usmar Ismail dan menjadi film pertama yang sepenuhnya diproduksi oleh sineas Indonesia tanpa campur tangan asing.
Sebelumnya, industri film di Indonesia lebih banyak dikuasai oleh produksi asing, sehingga lahirnya Darah dan Doa menjadi tonggak penting bagi perfilman nasional.
Sejarah Hari Film Nasional semakin diperkuat ketika Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan tanggal 30 Maret sebagai hari bersejarah bagi perfilman nasional.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini dikeluarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1999, yang menegaskan pentingnya peran film dalam mencerminkan budaya dan identitas bangsa.

Pengaruh Hari Film Nasional terhadap Industri Perfilman

Dikutip dari buku Dinamika Film Indonesia, Ekky Imanjaya, 2018:87, menjelaskan bahwa sejarah Hari Film Nasional membawa dampak besar terhadap perkembangan industri film.
Sejak perayaan ini diresmikan, semakin banyak festival film yang digelar untuk mendukung sineas lokal. Festival Film Indonesia (FFI) menjadi salah satu ajang bergengsi yang mempertemukan para sineas berbakat untuk memamerkan karya mereka.
Hari Film Nasional juga menjadi momen refleksi bagi para pelaku industri film untuk terus berinovasi.
Dikutip dari buku Sinematika Indonesia, Hikmat Darmawan, 2015:76, disebutkan bahwa perkembangan teknologi digital telah membuka peluang lebih luas bagi sineas muda.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya Hari Film Nasional, semangat berkarya terus terjaga dan perfilman Indonesia semakin berkembang dengan berbagai genre dan gaya sinematografi.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Sejarah Hari Film Nasional bukan hanya sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Semangat Usmar Ismail dalam membangun film nasional tetap menjadi contoh bagi sineas masa kini.
Dukungan terhadap perfilman semakin meningkat dengan kehadiran berbagai platform streaming yang memungkinkan karya-karya lokal menjangkau audiens yang lebih luas.
Dengan terus berkembangnya industri film, Hari Film Nasional akan selalu menjadi pengingat akan pentingnya kreativitas dalam berkarya.
Semangat yang diwariskan dari film Darah dan Doa menjadi dorongan bagi sineas Indonesia untuk terus menciptakan film berkualitas yang dapat membanggakan bangsa. (Haura)
ADVERTISEMENT