Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Sejarah Hari Raya Nyepi, Hari Raya Penuh Makna untuk Umat Hindu
28 Maret 2025 19:11 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Hari Raya Nyepi memiliki makna mendalam bagi umat Hindu, terutama di Bali. Perayaan ini dilakukan sebagai bentuk penyucian diri dan alam semesta, serta menjadi momen refleksi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Nyepi merupakan perayaan tahun baru Saka yang dirayakan dengan cara yang unik, yaitu dengan menjalankan tapa brata penyepian, di mana umat Hindu menghindari segala bentuk aktivitas duniawi selama satu hari penuh.
Asal-usul sejarah Hari Raya Nyepi
Dikutip dari buku Upacara Adat dan Kepercayaan di Bali, I Gede Mudana, 2015:112, disebutkan bahwa sejarah Hari Raya Nyepi berawal dari perhitungan tahun baru Saka yang dimulai pada 78 Masehi.
Tahun baru Saka ini memiliki filosofi mendalam karena mengajarkan umat Hindu untuk melakukan introspeksi diri guna mencapai keseimbangan hidup.
Sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara tawur kesanga. Upacara ini dilakukan untuk menetralisir energi negatif yang ada di bumi.
Setelah itu, umat Hindu menjalankan nyepi dengan empat pantangan utama yang disebut catur brata penyepian, yaitu amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api atau listrik), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
ADVERTISEMENT
Makna dan perayaan Hari Raya Nyepi
Berdasarkan buku Tradisi dan Filosofi Hindu Bali, Made Supartha, 2018:95, sejarah Hari Raya Nyepi memiliki tujuan utama untuk menyucikan diri dan alam semesta.
Perayaan ini mengajarkan manusia untuk mengendalikan diri dan menghindari berbagai hawa nafsu duniawi yang dapat mengganggu keseimbangan hidup.
Rangkaian nyepi terdiri dari beberapa tahap. Diawali dengan melasti, yaitu ritual penyucian diri di laut atau sungai.
Kemudian dilanjutkan dengan pengerupukan, di mana umat Hindu melakukan pawai ogoh-ogoh sebagai simbol pengusiran roh jahat.
Setelah itu, nyepi dilaksanakan dengan suasana yang benar-benar hening dan sunyi, menciptakan kesempatan untuk refleksi dan kontemplasi mendalam.
Sehari setelah nyepi, umat Hindu merayakan ngembak geni. Pada hari ini, mereka saling bersilaturahmi dan memaafkan satu sama lain, memperbaiki hubungan sosial yang mungkin terganggu sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Melalui pemahaman sejarah Hari Raya Nyepi, dapat diketahui bahwa perayaan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang tinggi.
Nyepi menjadi momen penting bagi umat Hindu untuk menyucikan diri, merenungi kehidupan, dan kembali menyatu dengan alam serta sesama. (Haura)