Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang

Ilustrasi Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong. Pexels/Pixabay

Kelenteng Sam Poo Kong sangat terkenal karena sejarahnya yang kaya dan arsitekturnya yang unik, yang mencerminkan perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa. Seperti apa sejarah Kelenteng Sam Poo Kong?

Dikutip dari laman djkn.kemenkeu.go.id, Kelenteng Sam Poo Kong, yang juga dikenal sebagai Gedung Batu, adalah sebuah kompleks kuil yang terletak di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Tempat ini merupakan salah satu tempat ibadah dan ziarah yang penting bagi masyarakat Tionghoa, khususnya mereka yang beragama Konghucu, Taoisme, dan Buddha.

Asal Usul dan Latar Belakang Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong

Ilustrasi Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong. Pexels/Francesco Ungaro

Dikutip dari laman repository.uksw.ac.id, sejarah Kelenteng Sam Poo Kong tidak terlepas dari kedatangan Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah laut Tiongkok yang beragama Islam, ke wilayah Semarang pada abad ke-15.

Cheng Ho, yang juga dikenal sebagai Sam Poo, adalah seorang tokoh yang sangat dihormati karena ekspedisi maritimnya yang luas dan kontribusinya dalam perdagangan dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan berbagai wilayah di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pada tahun 1405 M, Laksamana Cheng Ho bersama armadanya berlabuh di pantai utara Semarang.

Saat itu, salah satu juru mudinya yang bernama Wang Jing Hong jatuh sakit. Mereka kemudian mencari tempat berlindung dan menemukan sebuah gua batu yang kemudian digunakan untuk mengobati Wang Jing Hong.

Selama beberapa waktu, Cheng Ho dan pasukannya tinggal di sekitar gua tersebut, dan Wang Jing Hong akhirnya sembuh.

Untuk mengenang peristiwa ini dan menghormati Laksamana Cheng Ho, masyarakat setempat kemudian membangun sebuah kuil di sekitar gua batu tersebut.

Kuil ini kemudian dikenal sebagai Kelenteng Sam Poo Kong, yang berarti "Kuil Sam Poo". Nama ini diambil dari nama panggilan Laksamana Cheng Ho, yaitu Sam Poo.

Perkembangan dan Arsitektur Kelenteng Sam Poo Kong

Ilustrasi Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong. Pexels/Min An

Seiring berjalannya waktu, Kelenteng Sam Poo Kong mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan.

Bangunan-bangunan di kompleks kelenteng ini mencerminkan arsitektur tradisional Tionghoa dengan sentuhan budaya Jawa. Beberapa bangunan penting di dalam kompleks kelenteng ini antara lain:

1. Bangunan Utama Kelenteng

Bangunan ini merupakan tempat ibadah utama dengan arsitektur yang megah dan dihiasi dengan ornamen-ornamen khas Tionghoa.

2. Gua Batu

Gua ini adalah gua asli tempat Wang Jing Hong dirawat dan menjadi cikal bakal berdirinya kelenteng.

3. Patung Laksamana Cheng Ho

Patung ini terletak di dalam kompleks kelenteng dan menjadi simbol penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho.

4. Bangunan-bangunan Lain

Selain bangunan utama dan gua batu, terdapat juga bangunan-bangunan lain seperti tempat tinggal biksu, ruang pertemuan, dan toko-toko yang menjual pernak-pernik keagamaan.

Kelenteng Sam Poo Kong Sebagai Destinasi Wisata

Ilustrasi Sejarah Kelenteng Sam Poo Kong. Pexels/Belle Co

Selain sebagai tempat ibadah, Kelenteng Sam Poo Kong juga merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Semarang.

Keunikan arsitekturnya, sejarahnya yang kaya, dan suasana religiusnya menarik banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, kelenteng ini juga sering menjadi tempat perayaan hari-hari besar keagamaan dan budaya Tionghoa.

Kelenteng Sam Poo Kong adalah salah satu warisan budaya dan sejarah yang penting di Semarang.

Keberadaannya menjadi bukti perpaduan budaya antara Tionghoa dan Jawa, serta menjadi pengingat akan sejarah kedatangan Laksamana Cheng Ho di Indonesia.

Sebagai tempat ibadah dan destinasi wisata, Kelenteng Sam Poo Kong memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya menjadi salah satu ikon kota Semarang.

Baca Juga: Sejarah Makanan Tradisional Indonesia, Ada Banyak yang Unik dan Lezat