Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Tempat Ibadah Tertua di Kota Bahari
19 Februari 2025 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kelenteng ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Konghucu, Taoisme, dan Buddha, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan budaya di Tegal.
Mengutip situs tegalkota.go.id, Kelenteng Tak Hay Kiong mempunyai tradisi yang sangat menyatu dengan budaya lokal, karena salah satu Klenteng di Tegal ini menjadi satu-satunya Klenteng yang memiliki gamelan yang cukup tua yaitu Gamelan Naga Mulya.
Sejarah Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal
Mempelajari sejarah Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal memberikan wawasan mengenai akulturasi budaya yang terjadi di Indonesia . Inilah sejarahnya.
Kelenteng Tek Hay Kiong di Kota Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah satu tempat ibadah tertua bagi komunitas Tionghoa di Indonesia. Didirikan pada tahun 1760, kelenteng ini menjadi saksi perjalanan panjang etnis Tionghoa di Tegal.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kelenteng ini erat kaitannya dengan peran Kapiten Souw Pek Gwan, yang bersama masyarakat setempat mendirikan tempat ibadah ini sebagai pusat aktivitas spiritual dan sosial.
Pada tahun 1837, Kelenteng Tek Hay Kiong mengalami renovasi besar di bawah kepemimpinan Kapiten Tan Koen Hway. Perbaikan ini bertujuan untuk memperkuat struktur bangunan yang mulai mengalami kerusakan serta menambahkan ornamen khas Tionghoa.
Nama "Tek Hay Kiong" sendiri diambil dari nama Kapiten Tan Koen Hway, yang memiliki makna "Istana Kebajikan Samudra". Sejak saat itu, kelenteng ini tidak hanya menjadi tempat peribadatan, tetapi juga pusat kegiatan sosial dan budaya bagi komunitas Tionghoa di Tegal.
Salah satu keistimewaan Kelenteng Tek Hay Kiong adalah keberadaan Gamelan Pusaka Kiai Naga Mulya, yang mencerminkan akulturasi budaya antara Jawa dan Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Gamelan ini dibuat pada tahun 1860 di Purworejo dan digunakan dalam berbagai upacara adat serta perayaan keagamaan di kelenteng. Keberadaannya menjadi bukti kuatnya hubungan antara budaya lokal dan tradisi Tionghoa yang telah terjalin sejak lama di Tegal.
Selain sebagai tempat ibadah, Kelenteng Tek Hay Kiong juga menjadi destinasi wisata budaya yang menarik perhatian.
Bangunannya yang megah dengan ornamen khas Tionghoa serta berbagai ritual dan perayaan yang diadakan secara rutin menjadikannya daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kelenteng ini tidak hanya mencerminkan keberagaman budaya di Tegal, tetapi juga menjadi simbol harmonisasi antarbudaya yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Dengan memahami sejarah Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal , masyarakat dapat lebih menghargai warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. (Fikah)
ADVERTISEMENT