Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Ketoprak, Seni Tradisional yang Sarat Nilai Filosofis
15 Januari 2025 14:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Keberadaan ketoprak mencerminkan kekayaan budaya Nusantara yang sarat akan nilai-nilai lokal dan kearifan tradisional.
Mengutip situs palbapang.bantulkab.go.id, ketoprak merupakan budaya yang berkesenian seni rakyat yang berisi dengan drama,tari,musik, dan sastra.
Sejarah Ketoprak sebagai Seni Tradisional
Bagaimana sejarah ketoprak? Ketoprak adalah salah satu seni pertunjukan tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa, khususnya Yogyakarta dan Surakarta.
Ketoprak diyakini mulai muncul pada abad ke-19, berawal dari pertunjukan rakyat yang dilakukan di pedesaan Jawa.
Pertunjukan ketoprak dilakukan dengan alat musik tradisional sederhana, seperti lesung dan alu, yang digunakan untuk menciptakan irama. Nama "ketoprak" sendiri berasal dari suara "prak-prak" yang dihasilkan dari tabuhan alat-alat tersebut.
Awalnya, ketoprak hanya berupa hiburan rakyat yang sederhana tanpa cerita yang rumit. Namun, seiring waktu, pertunjukan ini berkembang menjadi bentuk seni teater tradisional dengan cerita yang lebih kompleks.
ADVERTISEMENT
Pengaruh dari wayang orang dan ludruk turut memperkaya elemen seni dalam ketoprak.
Perkembangan Cerita Ketoprak
Ketoprak biasanya mengangkat tema cerita dari legenda, mitos, sejarah, atau kisah-kisah kerajaan Jawa. Misalnya, cerita tentang Panembahan Senopati, Roro Jonggrang, atau Babad Tanah Jawa.
Dalam penyajiannya, ketoprak sering memasukkan unsur humor, kritik sosial, dan pesan moral, yang menjadi ciri khasnya. Selain itu, perkembangan ketoprak juga memungkinkan cerita-ceritanya disesuaikan dengan konteks zaman.
Pada masa perjuangan kemerdekaan, misalnya, ketoprak sering digunakan sebagai media untuk membangkitkan semangat patriotisme dan menyampaikan kritik kepada penjajah.
Unsur Filosofis dalam Ketoprak
Kesenian ketoprak memiliki nilai filosofis yang dalam, karena tidak hanya menyuguhkan hiburan tetapi juga menyampaikan pesan moral dan kearifan lokal. Berikut adalah nilai filosofisnya:
ADVERTISEMENT
1. Pentingnya Kebijaksanaan
Cerita dalam ketoprak sering menonjolkan tokoh bijaksana yang menjadi panutan. Ini mencerminkan nilai-nilai tradisional Jawa, seperti sikap welas asih, keadilan, dan kejujuran.
2. Keseimbangan Hidup
Ketoprak sering mengajarkan konsep "memayu hayuning bawana," yaitu menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Nilai ini menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat Jawa.
3. Kritik Sosial dan Pendidikan
Melalui dialog-dialognya, ketoprak kerap menyisipkan kritik terhadap isu sosial dan pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa seni tradisional dapat menjadi media pendidikan yang efektif bagi masyarakat.
Ketoprak di Era Modern
Meski popularitas ketoprak mulai menurun dengan hadirnya berbagai hiburan modern, seni ini masih bertahan di beberapa daerah.
Upaya pelestarian dilakukan melalui pentas seni, acara budaya, dan media televisi. Misalnya, ketoprak humor yang sempat populer di televisi mengemas seni ini dengan gaya yang lebih ringan dan modern.
ADVERTISEMENT
Ketoprak bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Indonesia. Seni ini mengajarkan nilai-nilai luhur yang relevan hingga kini, seperti gotong royong, cinta tanah air, dan penghormatan terhadap leluhur.
Sebagai warisan budaya, ketoprak terus dijaga dan diwariskan agar generasi mendatang tetap mengenal dan menghargai kearifan lokal Indonesia.
Sejarah ketoprak mengajarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan seni tradisional. Dengan memahami asal-usul dan perkembangannya, masyarakat dapat menghargai kontribusi seni ini dalam memperkaya budaya bangsa. (Fikah)
Baca Juga: Sejarah Tradisi Popokan dan Filosofinya