Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Tradisi Popokan dan Filosofinya
14 Januari 2025 17:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meski telah dijalankan secara turun-temurun hingga saat ini, masih banyak yang belum tahu sejarah tradisi popokan. Sedikit bocoran, tradisi tersebut berasal dari Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Asesmen Kognitif Pembelajaran IPA dengan Pendekatan STEM Berbasis Kearifan Lokal, Ahmad Annadzawil Arzaq, dkk., tradisi popokan dilakukan oleh masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur karena telah diberi keselamatan dan panen melimpah.
Pertanyaannya, bagaimana sejarah tradisi popokan? Jika ingin mengetahui penjelasannya, simak ulasan lengkapnya di sini.
Sejarah Tradisi Popokan
Tradisi popokan merupakan kegiatan yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Sendang dan sekitarnya. Sejarah tradisi popokan sendiri bermula saat warga yang sedang kerja bakti didatangi macan .
Takut macan yang datang tiba-tiba menyerang, warga mencoba untuk mengusirnya. Sayangnya, sang macan tetap tidak mau pergi meski telah diusir dengan berbagai macam cara, termasuk menggunakan senjata tajam.
Merasa aneh dengan kejadian tersebut, seorang warga berinisiatif mendatangi sesepuh desa. Sesepuh desa lantas berpesan untuk mengusir macan menggunakan lendut yang dilemparkan ke arahnya.
ADVERTISEMENT
Setelah kejadian itu, setiap tahunnya mayarakat Des Sendang selalu mengadakan tradisi popokan, tepatnya saat musim panen padi kedua. Selain melempar lendut, dalam tradisi ini juga mengguakan beberapa sesaji, seperti barongan macanan, lele, dan belut.
Diperkirakan tradisi popokan dimulai pada abad ke-18, saat Sultan Agung (1613-1645) memerintah Mataram. Pada awalnya, tradisi ini hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan, tetapi kemudian menyebar ke masyarakat luas.
Sebenarnya, tradisi popokan sempat dilarang untuk dilakukan di masa kolonial Belanda. Namun tetap dipertahankan secara diam-diam. Hal ini karena filosofi mendalamnya yang akan dibahas di bawah ini:
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah tradisi popokan dan filosofinya. Sangat menarik untuk diketahui karena berkaitan dengan keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia yang dilestarikan hingga kini meski dunia semakin modern.
ADVERTISEMENT