Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Sejarah Korea Selatan dari Masa Dinasti hingga Jadi Negara Maju yang Modern
30 Maret 2025 8:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Korea Selatan mencerminkan perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan, konflik, dan transformasi luar biasa.
ADVERTISEMENT
Negara ini pernah mengalami masa penjajahan yang berat sebelum akhirnya bangkit menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Perkembangan yang pesat ini tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui berbagai peristiwa penting yang membentuk identitas Korea Selatan saat ini.
Sejarah Korea Selatan
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, sejarah Korea Selatan mencakup berbagai fase penting, mulai dari masa kolonial Jepang, perpecahan dengan Korea Utara, hingga transformasi menjadi negara maju.
Pada tahun 1910, Jepang secara resmi mencaplok Korea dan menjadikannya bagian dari kekaisaran mereka. Masa penjajahan ini berlangsung selama 35 tahun dan sangat membatasi kebebasan masyarakat Korea.
Pemerintah Jepang memaksa rakyat Korea untuk mengadopsi budaya Jepang, menghapus penggunaan bahasa Korea di sekolah, serta mengeksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja lokal untuk kepentingan perang mereka.
ADVERTISEMENT
Pendudukan Jepang berakhir pada tahun 1945 setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dalam Perang Dunia II. Namun, kebebasan ini tidak langsung membawa stabilitas, karena Korea segera terbagi menjadi dua wilayah dengan pengaruh yang berbeda.
Korea Utara berada di bawah kendali Uni Soviet, sedangkan Korea Selatan mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Ketegangan antara kedua wilayah semakin meningkat hingga akhirnya memicu Perang Korea pada tahun 1950.
Perang Korea berlangsung selama tiga tahun dan berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953.
Namun, perjanjian damai tidak pernah ditandatangani, sehingga secara teknis Korea Selatan dan Korea Utara masih dalam kondisi perang hingga saat ini.
Akibat perang ini, Korea Selatan mengalami kehancuran ekonomi dan infrastruktur, serta menghadapi krisis kemanusiaan yang parah.
ADVERTISEMENT
Setelah perang, Korea Selatan berada dalam kondisi yang sangat sulit, dengan ekonomi yang lemah dan angka kemiskinan yang tinggi. Namun, pada era 1960-an, di bawah kepemimpinan Park Chung-hee, pemerintah mulai menerapkan kebijakan industrialisasi yang agresif.
Fokus utama diarahkan pada pengembangan sektor manufaktur, ekspor, serta investasi dalam pendidikan dan infrastruktur. Kebijakan ini berhasil membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat, dikenal sebagai "Keajaiban di Sungai Han."
Pada dekade 1980-an, masyarakat Korea Selatan mulai menuntut demokratisasi setelah bertahun-tahun berada di bawah pemerintahan otoriter.
Gelombang protes besar terjadi, yang akhirnya memaksa pemerintah untuk mengadakan pemilu langsung pada tahun 1987.
Sejak saat itu, Korea Selatan berkembang menjadi negara demokratis dengan ekonomi yang terus tumbuh pesat.
Memasuki abad ke-21, Korea Selatan semakin memperkuat posisinya sebagai kekuatan global. Negara ini menjadi pusat inovasi teknologi dengan perusahaan-perusahaan raksasa seperti Samsung dan Hyundai.
ADVERTISEMENT
Selain itu, budaya Korea juga mendunia melalui industri hiburan seperti K-pop, K-drama, serta kuliner khasnya.
Sejarah Korea Selatan menunjukkan bagaimana negara ini mampu bangkit dari keterpurukan akibat perang dan kolonialisme menjadi salah satu negara paling maju di dunia.
Dengan perekonomian yang kuat, demokrasi yang stabil, serta pengaruh budaya yang luas, Korea Selatan menjadi contoh nyata tentang bagaimana ketekunan dan inovasi dapat mengubah nasib sebuah bangsa. (Khoirul)