Konten dari Pengguna

Sejarah Kue Keranjang, Sajian Khas Perayaan Imlek

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
19 Januari 2025 8:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Kue Keranjang. Unsplash/ANNIE HATUANH
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Kue Keranjang. Unsplash/ANNIE HATUANH
ADVERTISEMENT
Sejarah kue keranjang perlu diketahui oleh masyarakat Indonesia, karena kue ini tidak hanya menjadi bagian dari tradisi kuliner, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dan menjadi ciri khas dalam perayaan Imlek.
ADVERTISEMENT
Disebut kue keranjang, karena proses pembuatannya menggunakan cetakan berbentuk keranjang. Sementara itu, dalam budaya Tionghoa, kue ini dikenal dengan sebutan nian gao, atau juga disebut kue tahun, yang penuh dengan simbol harapan dan keberuntungan.

Sejarah Kue Keranjang dan Fakta Uniknya

Ilustrasi Sejarah Kue Keranjang. Unsplash/ANNIE HATUANH
Dikutip dari laman fib.ub.ac.id, sejarah kue keranjang diperkirakan telah ada sejak sekitar 2.500 tahun silam di daerah Suzhou. Suzhou adalah Ibu Kota Kerajaan Wu, yang dilindungi dengan benteng kokoh dari serangan musuh.
Suatu hari, Perdana Menteri Wu Zixu dari Kerajaan Wu memberikan peringatan kepada pengawalnya tentang risiko kelaparan jika kerajaan dikepung. Beberapa tahun setelah kematiannya, pesan itu terbukti saat musuh mengepung Suzhou.
Banyak orang mati kelaparan karena kehabisan pasokan pangan. Para pengawal menggali tanah di bawah tembok benteng sesuai pesan Wu Zixu, dan menemukan bahwa dinding benteng di bagian bawah dibangun dengan menggunakan bata.
ADVERTISEMENT
Bata itu dibuat dari tepung ketan dan gula, yang menyelamatkan banyak nyawa, disebut-sebut sebagai asal muasal dari nian gao.
Sejak itu tradisi orang membuat nian gao tiap tahun, untuk memperingati jasa Wu Zixu, dan menjadi sajian khas perayaan tahun baru Imlek yang terus dilestarikan hingga kini.
Sejarah lain menjelaskan bahwa nama kue keranjang disebut nian gao, kata nian berasal dari nama raksasa, dan kata gao berasal dari nama penduduk desa yang membuat kue.
Raksasa Nian tinggal di sebuah gua, dan membuat warga ketakutan saat ia mencari mangsa ke desa-desa. Sampai akhirnya, Gao membuat beberapa kue sederhana yang terbuat dari tepung ketan dan gula. Dan kue ini berhasil menyelamatkan warga ketakutan tersebut.
ADVERTISEMENT
Raksasa Nian tinggal di sebuah gua, dan sering membuat warga ketakutan, saat ia keluar untuk mencari mangsa di desa-desa. Hingga akhirnya, Gao menciptakan kue sederhana dari tepung ketan dan gula, yang berhasil melindungi warga dari ancaman tersebut.

Makna Kue Keranjang

Ilustrasi Sejarah Kue Keranjang. Unsplash/ANNIE HATUANH
Kue karanjang yang berbentuk bulat, bermakna keluarga yang merayakan Imlek diharap dapat terus bersatu, rukun dan berbulat tekad untuk menghadapi tahun yang akan datang, serta bentuk yang membulat tanpa ujung mencerminkan keterikatan tanpa batas.
Kue keranjang yang biasa dibagi-bagikan ketika perayaan Imlek, melambangkan rezeki dan kemakmuran.
Teksturnya yang lembut dan kenyal itu menggambarkan keuletan, kegigihan, dan daya juang yang tinggi. Selain itu, sifat lengket bermakna persaudaraan yang erat, dan menyatu.
ADVERTISEMENT
Sifat lain dari kue keranjang adalah mampu bertahan lama, yang mencerminkan hubungan yang awet dan berkualitas. Rasa manisnya bermakna sukacita, dan semangat memberikan yang terbaik dalam hidup.
Sebagai salah satu tradisi perayaan Imlek, kue keranjang tidak hanya menjadi hidangan yang nikmat, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Sejarah kue keranjang ini mencerminkan nilai-nilai persatuan, dan kemakmuran yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. (IFP)