Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Kue Lumpur, Jajanan Tradisional yang Tetap Populer hingga Kini
16 Maret 2025 19:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah kue lumpur menjadi bagian penting dalam perjalanan kuliner tradisional yang masih populer hingga saat ini. Sebagai salah satu kue yang bertahan dari generasi ke generasi, memahami sejarahnya dapat memberikan wawasan lebih mengenai kuliner Nusantara.
ADVERTISEMENT
Kue lumpur dikenal dengan teksturnya yang lembut serta cita rasa manis dan gurih, menjadikannya favorit di berbagai acara. Dengan bahan dasar seperti kentang, santan, dan telur, kue lumpur memiliki keunikan tersendiri dalam dunia jajanan tradisional.
Mengutip situs web library.iptrisakti.ac.id, kue lumpur awalnya dibawa oleh bangsa Portugis yang diberi nama "Pastel Natal", karena kue ini biasa disajikan saat hari Natal tiba.
Sejarah Kue Lumpur
Sejarah kue lumpur diyakini berasal dari pengaruh kuliner Portugis yang masuk ke Nusantara pada masa kolonial.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa kue ini memiliki kemiripan dengan pastel de nata, kue khas Portugal yang juga menggunakan bahan seperti telur, santan, dan tepung.
Nama "kue lumpur" sendiri merujuk pada teksturnya yang lembut dan sedikit padat, menyerupai lumpur basah. Kombinasi kentang atau tepung terigu dengan santan menciptakan konsistensi yang khas dan membedakannya dari kue tradisional lainnya.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, kue lumpur berkembang dengan berbagai variasi di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun resep dasar tetap sama, beberapa daerah memiliki sentuhan khas, seperti:
Pada zaman dahulu, kue lumpur sering disajikan sebagai hidangan istimewa di kalangan bangsawan atau dalam acara adat tertentu. Namun, kini kue ini menjadi jajanan yang mudah ditemukan dan digemari oleh berbagai kalangan.
Kue lumpur tidak hanya sekadar jajanan, tetapi juga memiliki makna filosofis dalam budaya Indonesia.
Tekstur lembutnya melambangkan kelembutan hati dan sifat penuh kasih sayang, sementara bentuknya yang bulat dengan warna kuning keemasan melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tradisi, kue lumpur juga menjadi simbol persatuan dan kebersamaan karena sering disajikan dalam acara keluarga atau perayaan khusus. Di zaman modern, kue lumpur terus berinovasi dengan berbagai varian rasa dan topping, seperti:
Dengan menelusuri sejarah kue lumpur, masyarakat dapat semakin menghargai keberagaman kuliner yang ada serta melestarikan resep-resep klasik yang penuh nilai sejarah. (Fikah)
ADVERTISEMENT
Baca juga: Sejarah Klepon, Kue Tradisional Indonesia